Mohon tunggu...
Anma Muniri
Anma Muniri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Semester Akhir

Pegiat Literasi, anmamuniri@blogspot.com, Founder Force_Black (Kajian, Puisi, Diskusi),

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setangkai Mawar, Seutas Sinar

28 Januari 2021   22:05 Diperbarui: 28 Januari 2021   22:13 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

langit bergetar dibawah angkasa
Segerombolan awan berlari kencang
Mengejar mawar yang tunggal
Diperebutkan hingga terhegemoni suasana
Terjebak dalam ruang-ruang hampa

Susah bagai menghitung pasir
Sulit dan mustahil seperti matahari
bersembunyi di siang hari
Datangmu mengarungi sejuta mimpi
Pesonamu tak henti menghantui

Bergentayangan dalam kehidupan
Hadirmu hanya secepat kilat
Tapi parasmu tetap teringat
Merasuk dalam pikiran
Bagai mahkota dibalik ibukota

Kau satu-satunya yang meluluhkan
Batu keras pun tak sanggup bertahan
Melihat parasmu seorang
Hingga  tetap terbayang-bayang
Kau memang pujaan

Jarak bukanlah ancaman bagai petir
Bukan pula akhir dari kehidupan
Tak terkikis walau milik orang
Kau memang berhak mengelak
Ijinkanku melegalkanmu kelak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun