Seri Tinjauan Kritis Hari Jadi Kabupaten Banyumas(14)
1.Patih Purwosuprojo
Patih Poewosoeprojo tidak secara langsung menyebutkan kapan berdirinya Kabupaten Banyumas. Setelah membuat deskripsi pembagian wilayah Kadipaten Wirasaba, Patih Poerwosoeprojo langsung menulis, ”rikala semanten karaton boten lami pindah dateng Mataram, adegipun Mataram tahoen Walandi 1582.” (Pada waktu itu, kraton tidak lama kemudian pindah ke Mataram, berdirinya Kraton Mataram tahun 1582 M).
Pembaca yang tidak cermat pasti bingung ketika tiba-tiba Sang Penulis meloncat dari menceriterakan telah terjadinya pembagian wilayah Wirasaba, tiba-tiba Sang Penulis mengisahkan perpindahan kraton ke Mataram yang terjadi tidak lama kemudian dan Kraton Mataram berdiri tahun 1582. Lalu kapan Kabupaten Banyumas berdiri?
Pernyataan yang bikin bingung itu bisa dipecahkan bila kita memahami jalan pikiran Sang Pengarang. Dalam konsep kekuasaan Jawa, kraton raja bawahan adalah replika kraton raja atasan. Demikian pula perilaku raja bawahan hendaknya sejajar dengan perilaku raja atasan. Karena itu, yang dimaksud Sang Penulis dengan “rikala semanten atau pada waktu itu” adalah penunjuk waktu saat selesainya proses pembangunan Kabupaten Banyumas yang telah siap digunakan.
Dan yang dimaksud dengan kraton boten lami pindah dateng Mataram, adalah kekuasaan Kraton Pajang yang telah berhasil diduduki Senapati tak lama kemudian dipindahkan ke Kraton Mataram di Kota Gede yang berada tidak jauh dari tiga sungai yaitu Opak, Winongo dan Gajah Wong. Berdirinya Mataram pada tahun 1582 tahun Belanda atau Tahun Masehi.
Dengan menerapkan prisip kesejajaran dalam konsep kekuasaan Jawa, kalimat Sang Penulis yang nampak rumit itu dengan mudah bisa dipahami. Kadipaten Wirasaba diidentikkan dengan Kraton Pajang, Adipati Mrapat diidentikkan dengan Senapati, Kota Banyumas yang tidak jauh dari Sungai Banyumas, Pasinggangan dan Serayu diidentikkan dengan Kota Mataram-Kota Gede yang tidak jauh dengan Sungai Opak, Winongo dan Gajah Wong.
Karena itu, meskipun kalimat yang ditulisnya berbunyi,” pada waktu itu kraton tidak lama kemudian pindah ke Mataram. Berdirinya Kraton Mataram tahun 1582 M”, di alam gagasannya sebenarnya Patih Poerwosoeprojo yang cerdas itu hendak mengungkapkan gagasan pemikirannya sbb “ Setelah pembangunan Kota Banyumas selesai, pada waktu itu Adipati Mrapat tak lama kemudian pindah dari Wirasaba ke kota Banyumas yang tidak jauh dari Sungai Banyumas, Pasinggangan dan Serayu. Berdirinya kota Banyumas adalah Tahun 1582 M”.
Dengan menggunakan analisa filologi, Patih Poerwosoeprojo telah berhasil secara implisit mentukan tahun berdirinya kota Banyumas yakni tahun 1582 M yang diduga bersamaan dengan pindahnya kekuasaan Kraton Pajang ke Kraton Mataram di Kota Gede.
Secara historis, penetapan tahun 1582 sebagai tahun berdirinya Kraton Mataram, jelas keliru. Secara kronologis Kraton Mataram diawali sebagai kadipaten vazal Pajang yang selesai dibangun pada tahun 1575 M, dibawah Ki Gede Pemanahan. Tahun 1583, Ki Gede Pemanahan wafat dan Senopati naik menggantikan kedudukan ayahnya.
Konflik Pajang-Mataram terjadi antara tahun 1583 – 1586, yang berakhir dengan kemenangan Senopati menduduki Kraton Pajang dan Sultan Adiwijaya wafat( 1587). Tahun 1586, Senapati memproklamirkan berdirinya Kerajaan Mataram, sebagai penerus Kerajaan Pajang.
Kekeliruan itu terjadi karena tahun 1582 yang dianggap sebagai tahun lahirnya Kraton Mataram, sesungguhnya adalah tahun peringatan kelahiran Nabi saw, yakni Garebeg Mulud 1582 M. Tahun 1582 M, Mataram masih berstatus kadipaten vazal Kerajaan Pajang.