Mohon tunggu...
anwar hadja
anwar hadja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pendidik di Perguruan Tamansiswa Bandung National Certificated Education Teacher Ketua Forum Pamong Penegak Tertib Damai Tamansiswa Bandung Chief of Insitute For Social,Education and Economic Reform Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masa Depan Kurikulum 2013 di Tangan Menteri Anies Baswedan

6 Desember 2014   17:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:55 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kebijakan Menteri Pendidikan Anies Baswedan untuk menghentikan kurikulum 2013, tentu saja ditanggapi secara beragam. Ada yang pro dan ada pula yang kontra. Tetapi apa pun alasan penghentian atau pencabutan pelaksanaan kurikulum 2013, jelas berangkat dari pertimbangan yang tergesa-gesa. Yang lebih diwarnai oleh kepentingan polIik anti SBY dari pada kepentingan yang lebih mendasar.

Anies Baswedan dengan Mohammad Nuh sebenarnya sama-sama punya latar belakangprofesi yang sama. Mohamad Nuhsempat menjadi Rektor ITS dan Anies Rektor Paramadina. Latar belakang pendidikan memang berbeda, Anies Baswedan berlatar belakang disiplin Ekonomi, Mohammad Nuh berlatar belakang Teknologi yang memang ahli TI, Teknologi Informasi. Kedua-duanya juga tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu-ilmu keguruan atau Ilmu pendidikan semacam IKIP dulu. Tetapi sebagai Mentri tentu punya staf ahli bidang kurikulum dengan gelar profesor doktor yang tentu sangat paham apa Itu kurikulum dari sisi teori dan filosofi.

Penyakit di Indonesia memang tidak pernah bisa menghindari dari tradisi yang jelek. Ganti Menteriganti kurikulum. Walaupun begitu, ada pergantian kurikulum yang memangdilakukan dengan alasan-alasan yang rasional. Tetapi ada pula yang dilakukan hanya berdasarkan pertimbangan yang tidak mendasar.Yaitu hanya demi kepentingan proyek, gengsi politik atau sekedar anti pada rejim yang lama.

Sepanjang sejarah Orde Baru, hanya ada satu menteripendidikan yang benar-benar profsional, tidak mengutik-utik kurikulum yang berlaku, yaitu Bapak Fuad Hasan. Menteri yang lain ada yang melakukan perubahan kurikulum karena alasan rasional. Tetapi ada juga yang karena alasan gengsi saja.

Kurikulum 75 misalnya, diterapkan dengan pertimbangan yang masak, mengenalkan satu metode baru dalam proses KBM yang dikenal dengan PPSI, Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional. Itulah kurikulum zaman Orde Baru yang mememang benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedangberkembang. Unsur manajemen mengajar berbasis tujuan mulai diperkenalkan kepada para guru. Kurikulum 75 juga menandai pergeseran orientasi pendidikan yang semula berkiblat ke Eropa-Belanda, bergeser ke Amerika Serikat. Sistimatika pembagian jurusan dan mata pelajaran dalam kurikulum 75 juga paling relevan dan memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat itu.

Kurikulum berkutnya adalah kurikulum 84 yang latah. Digagas oleh Menteri Nugroho Noto Sutanto yang ahli sejarah. Masuklah PSPB, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, kedalam kurikulum 84. Dari segi struktur, kurikulum 84 yang mencoba menghapus dikotomi IPA VS IPS gagal total. Walaupun demikian Menteri Fuad Hassan yang cerdik dan cendekia yang seharusnya bisa di contoh oleh Menteri Pendidikan yang lain, tetap memberlakukan kurikulum 84, tetapi dengan modifikasi. Penjurusan mengikutikurikulum 75. Metode pengelolaan KBM tetap mengacu pada PPSI. Menteri Fuad Hasan menggantikan Menteri Nugroho dan termasuk menteri dikbud yang paling lama.

Ketika Menteri Wardiman naik, latah kembali muncul. Dia memperkenalkan konsep link and match, mencoba membawa kembali kiblat pendidikan ke Eropa dengan Jerman sebagaiacuannya. Maklum Pak Habibie dan Wardiman alumniPerguruan Tinggi Jerman. Dari sistem semester, berubah ke sistem catur wulan.

Masuk jaman reformasi, muncul tokoh Jusuf Kalla yang bikin kacau dunia pendidikan dengan proyek UN, Ujian Nasional, yang sudah dihapus sejak awal Orde Baru. Dunia pendidikan nyaris hancur dari sisi evaluasi pada masa Yusuf Kalla jadi Wapres. Dia memang keras kepala, tak mau dengar suaru-suara para pakar dan ahli pendidikan. Dan seperti biasa adat Yusuf Kalla, sekalipun UN nyaris gagal di lapangan, dia tetappede dan mengklaim sebagai sukses.

Kurikulum KTSP itu muncul pada era Yusuf Kalla sebagai Wapres dan Menteri Bambang Sudibyo sebagai Menteri Pendidikan.Muncul gugatan terhadap UN, karena sejatinyaKTSP itu mestinya tanpa UN, karena hakekat KTSP itu memberi wewenang penuh pada guru dan sekolah untuk melakukan evaluasi akhir bagi anak didiknya.

Sebenarnya semangat sistem evaluasi pada KTSP sama dengan semangatsistem evaluasipada Kurikulum 75 yang berbasis PPSI. Demikian pula metode mengelola KBM dalam KTSP, hanya pengembangan lebih lanjut dari PPSI yang sudah lama dikenal oleh para guru. Hanya namanya ganti RPP, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang lebih mendalam dari segi filosofi. Sayang filosofi yang mendalam dalam RPP dan Kurikulum KTSP dinodai oleh kebijakan UN gagasan Jusuf Kalla yang akhirnya gagal itu.

Pada awalnya Menteri Nuhdipuji banyak orang, karenapada awal menjabat Menteri, berjanji akan mencabut UN dan tidak akan merubah kurikulum KTSP. Sayangnya, janji tinggal janji. UN sebagai proyek trilyunan tentu sayang jika harus dihapus. Maka tetap dipertahankan. Menjelang akhir masa jabatan, tiba-tiba Muh. Nuh meluncurkan kurikulum 2013, yang berbasisi TI, sesuai dengan keahlian Menteri Nuh.

Walapun dilaksanakan secara tergesa-gesa karena kurikulum 2013 diluncurkan menjelang akhir masa jabatan Menteri Nuh, namun secara filosofi dapat dibenarkan. Karena kurikulum 2013 memang dirancang untuk mengantisipasiberkembangnyaTI yang telah melanda masyarakat dan tentu saja melanda dunia pendidikan kita.Ada kemiripan kurikulum 75 yang legendaris pada masa Orba dengan kurikulum 2013 pada akhir masa pemerintahan SBY. Jika kurikulum 75 waktu itu mengantisipasi perkembangan ilmu mamajemen dan akuntasi yang sedang berkembang pesat, maka kurikulum 2013 sejatinya mengantisipasi perkembangan TIyang melanda masyarakat kita dengan cepat pula. Dilihat dari fungsi kurikulum mengantisipasi perkembangan TI dimasyarakat, tidak bisa disangkal, Kurikulum 2013 lebih maju selangkah dari pada kurikulum KTSP.

Sebenarnya dalam mengelola KBM, Kegiatan Belajar Mengajar, tidak ada perubahan yang mendasar antara RPP KTSP dengan RPP Kurikulum 2013. Bedanya hanya pada penekanan belajar mandiri dengan memanfaatkanTI sebagai salah satu sumber pembelajaran. Pada kurikulum 2013, memang lebih menonjol dan dominan dari pada Kurikulum KTSP. Maka andaikata Pemerintah bisa mewujudkan gagasan one student one Laptop bagi para siswa, kurikulum 2013 adalah pilihan yang paling tepat.

Tidak keliru bila Kurikulum 2013 yang berbasis TI itu dirancang sebagai antisipasi untuk menyongsong lahirnya generasi emas yang tidak gagap TI menjelang satu abad NKRI, tahun 2045. Perancang kurikulum 2013 mampu melihat jauh kedepan kayak apa masyarakat kita pada tahun 2045 nanti yang pastilah akan diwarnai TI dalam kehidupan sehar-hari.

Andaikata Menteri Anies Baswedan bisa berpikir dengan jernih dan tidak tergesa-gesa, sebenarnya beda Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 dari sudut manajemen KBM ialah Kurikulum KTSP itu berbasis manual. Sedangkan Kurikulum 2013, berbasis TI.Di dunia bisnis sekarang ini pengelolaan laporan keuangan secara manual, sudah dianggap ketinggalan jaman. Demikian pula sebenarnya pengelolaan manajemen KBM berbasis manual dalam kurikulum KTSP.

Dalam dunia bisnis, pengelolaan laporan keuanga antara perusahaan yang berbasis TI dengan perusahaan yang berbais manual tetap bisa jalan berdampingan. Masing-masing berjalan sesui dengan kemapuan sumber dana yang tersedia pada masing-masing perusahaan dan kodrat alamiahnya masing-masing.

Mestinya dunia pendidikan kta dalam meyikapi perkembangan TI itu mengikuti pola yang terjadi di dunia bisnis. Manajajemen berbasisi TI berdampingan dengan manajemen berbasis manual. Setahap demi setahap manajemen berbasis manual itu ditinggalkan, karena memang tingkat efisiensinya yang rendah.

Jika dunia bisnis bisa, kenapa cara serupa tidak bisa dilaksankan di dunia pendidikan? Cepat atau lambat, dunia pendidikan kita akan dilanda oleh TI. Pola dualisme sistem yang berjalan berdampingan dalam lapangan ekonomi dan pendidikan sebenarnya suatu hal yang biasa, sebagai suatu cara masyarakat mengantisipasi perubahan ke arah yang lebih maju.

Karena itu langkah cerdas yang seharusnya ditempuh oleh Menteri Anies Baswedan yang bukan sekedar KERJA Dan KERJAmestinya adalah langkah berikut ini :

Pertama, hapus UN yang bertentangan dengan UU Sisdiknas dengan segera.

Kedua, biarkan kurikulum 2013 berjalan secara lentur. Dalam pengolahan dan pelaporan hasil evaluasi, sekolah yang memang sudah memiliki perangkat TI yang memadai, terapkan kurikulum 2013. Sekolah yang belum memiliki perangkat TI, pengolahan nilai dan sistem pelaporan,gunakan cara manual,pakai cara KTSP.

Ketiga, dari pada dana dihambur-hamburkan untuk proyek UN,lebih baik diarahkan untuk membantu sekolah-sekolah melengkapa sarana KBM berbasis TI sehingga gagasan one student one laptop secara bertahap merata pada semua jenjang sekolah dan wilayah NKRI. Bahkan sampai daerah terpencil sekalipun.

Kempat, Menteri Pendidikan harus bisa mengusahakan pendidikan yang murah. Tentu masalah pendidikan murah akan ditentang oleh Jusuf Kalla. Sebab pandangan Yusuf Kalla yang beberapa kali diungkapkan, adalah tidak ada pendidikan yang murah. Dimana-mana pendidikan itu mahal!” Maka munculah dulu konsep Rintisan Sekolah Berbaisi Internasional dengan biaya selangit.

Muh.Nuh telah berjasa menghapusRSBI yang dijadikan proyek cari duit sekolah-sekolah negeri favorit hampir di seluruh kota-kota besar di tanah air kita

Tidak salah sih pendapat yang mengatakan pendidikan yang bermutu itu mahal. Tetapi di negara maju, sekalipun pendidikan mahal, tetapi wong cilik bisa menikmati pendidikan murah. Karena pendidikan yang mahal itu ditanggung oleh negara. Tapi kayaknya pendiidkan murah di NKRI hanya utopia. Boro-boro menanggungbiaya pendidikan yang mahal, Subsidi BBM aja dianggap sebagai penghamburan dan pemborosan……(06/12/2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun