Di bawah lambang Gemeente Bandung tahun 1906, masih jaman Belanda, tertulis semboyan dalam Bahasa Latin, Ex Undo Sol. Menurut Haryoto Kunto, ahli tata kota alumnus  ITB yang sudah almarhum, kalimat itu kurang lengkap, seharusnya berbunyi, Ex Undo Solum. Artinya  Dataran Tinggi Bandung muncul dari dalam tanah.
Walaupun kurang lengkap, lambang itu mampu mengungkapkan sejarah geologi Kota Bandung secara lebih utuh dan kronologis dari pada lambang Kota Bandung yang dibuat setelah Indonesia Merdeka.
Dalam sejarah geologi Kota Bandung, bukan hanya Cekungan Bandung saja yang muncul dari dalam perut bumi. Tetapi juga Sungai Citarum dan pasangannya, Gunung Sunda, Ayah Gunung Tangkubanperahu. Seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang, manusia juga perlu air.
Maka jika masyarakat kota Bandung ingin hidup sejahtera, harus ikut menjaga ekologi anak-anak Sungai Citarum yang melewati Kota Bandung. Itulah pesan yang hendak disampaikan Wali Kota Bandung jaman kolonial melalui lambang Gemeente Bandung 1906. Walaupun pemerintah telah berganti, tapi pesan moral yang ada masih tetap relevan untuk diperhatikan.
Lambang Gemeente yang dibuat tahun 1906 itu, berupa perisai empat persegi panjang, dibagi menjadi dua bidang oleh garis tebal melintang dari pojok kiri atas menuju pojok kanan bawah. Garis yang turun melintang mirip pagar bendungan itu adalah simbol morfologi geografis permukaan dataran tinggi Bandung yang turun dari utara ke selatan membentuk Cekungan Bandung.
Bidang di atas  garis melintang membentuk bidang segitiga sama kaki. Simbol apakah itu? Bukan simbol matahari atau tanah pertanian, tapi simbol gunung dalam posisi miring. Gunung Tangkubanperahu? Bukan. Itu adalah simbol gunung pendahulu Tangkubanperahu, yakni Gunung Sunda.
Gunung Sunda dan Sungai Citarum adalah gunung yang terbentuk melalui peristiwa geologis yang dramatis pada 1 juta tahun lalu.
Peristiwa yang dramatis itu adalah proses pelipatan sediman lapisan tanah di bawah Tatar Bandung  sehingga mengakibatkan terangkatnya permukaan bumi, dan  terbentuklah gunung dengan puncak lancip yang menurut ahli-ahli geologi Belanda disebut Gunung Sunda.
Dalam peristiwa itu, bukan hanya Gunung Sunda saja yang terbentuk, tetapi juga Sungai Citarum dan Cekungan Bandung.
Dalam lambang Gemeente Bandung 1906, terbentuknya Sungai Citarum dengan anak-anak sungainya dilukiskan pada bidang kiri bawah garis melintang yang mirip pagar bendungan.
Di atas lambang, terdapat gambar mahkota, simbol  pemerintah kolonial Kerajaan Belanda yang menjadi penguasa Hindia Belanda pada saat itu.