Mohon tunggu...
anjuntia bella
anjuntia bella Mohon Tunggu... -

saya mahasiswa UNS Surakarta kampus VI PGSD Kebumen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Itu Butuh Pembaruan

20 Oktober 2010   09:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:16 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manusia mempunyai organ yang disebut otak. Di dalam otak semua dikendalikan tak terkecuali berfikir. Pembelajaran tidak hanya mengacu pada pengondisian otak pada keadaan berfikir tetapi lebih dari itu yaitu pengoptimalan penggunaan otak, khususnya dalam pembelajaran. Dalam pengoptimalan ”keadaan berfikir” membutuhkan adanya rangsangan yang salah satunya terdapat pada inovasi yang mencakup sistem belajar.

Otak manusia bukan sekedar sebuah mesin yang tebatas pada penggunaannya, otak manusia juga bukan hanya sebuah bagian-bagian yang dimiliki fungsi sesuai perannya masing-masing. Otak manusia yang mengalami pekembangan mempunyai keunikan sepanjang digunakan sesuai tallent dan proposinya. Otak yang kita miliki dapat berfungsi sebagai pengendali pusat dari apa yang kita lakukan, bisa mencapai 99,99% dalam penggunaannya jika kita benar-benar tahu cara penggunaannya.

Saat ini, otak kita saat benar-benar dalam keadaan serius dalam berfikir hanya sekita 15% pemanfaatannya. Kenapa belum mencapai setengah persen dari fungsi otak?? Karena daya konsentrasi yang kita miliki selalu “terbatas”, kondisi konsentrasi sulit terjadi, sebagai satu alasan umum. Keterbiasaan kita tedoktrin pada pemikiran yang biasa, sesuai alur, dan tidak pernah mau mencoba hal yang baru dengan alasan ketidak percayaan diri yang kurang mau membuka diri pada ketidak sesuaian.

Otak berfikir tidak hanya diartikan otak dalam keadaan berfikir tetapi pada sesuatu yang harus ditemukan. Bukan saja dalam kebiasaan menghafal atau memorrising, tetapi tuntutan pada pengertian yang disertai pada pemahaman serta penemuan suatu ide yang keluar dari hal yang biasa.

Sebagai seorang pengajar hendaknya memahami tugas yang bukan hanya sekedar menyelesaikan tugasnya dalam memberikan pelajaran, tetapi berkembang memacu otak siswa dalam keaadan berfikir, belajar memahami dan siap dalam pengaplikasiannya.

Mengacu para siswa untuk berani berpendapat dan menghidupkan kelas tanpa memberikan batasan-batasan yang bisa menghambat perkembangan otak dalam memahami sebuah konsep bukan hanya sekedar materi. Bukan lagi materi diberikan, siswa menghafal, dan pemberian tugas sebagai usaha evaluasi tetapi dimana sebelum materi siswa sudah diajak bertukarpendapat tentang segala hal yang sederhana yang bersangkutan dengan konsep materi, berekspeimen, penyimpulan dalam kelas dan akhirnya mengindahkan penemuan baru.

Siklus pembelajaan seperti ini akan membiasakan diri siswa untuk mengkondisikan dalam keadaan berfikirdan terbiasa juga dalam menemukan sesuatu dari kebabasan caranya memahami konsep. Dan inovasi pembelajaran sudah dilakukan. Sebagai contohnya, dalam mata pelajaran matematika, dalm sub bahasan penjumlahan. Siswa kita ajak bertukar pikiran tentang apa saja yang dapat dihitung di sekitar mereka. Ajarkan konsep penjualan dengan benda-benda riil, maka konsep penjumlahan yang ada dalam pemikiran mereka real. Lebih efisien dari pada mereka disuruh membayangkan benda-benda lain yang tidak riil untuk dihitung.

Pengkondisian sepeti diatas tidak hanya mengacu pada materi disampaikan, siswa mengerti tetapi lebih pada menekankan penggunaan aplikasi pada implikasinya.

Tidak terlepas dari kita sebagai pendidik yang menyadari anak adalah suatu pribadi yang unik yang mempunyai pribadi yang berbeda dengan orang dewasa. Tolak ukur dalam pembelajaran tidak dapat menggunakan tolak ukur orang dewasa. Peserta didik mempunyai pemikiran yang terkadang tidak terpikir oleh kita. Imajinasi yang mereka miliki masih sering mereka kaitkan dalam cara mereka mendalami sesuatu yang kita berikan. Sebagai pendidik sebaiknya kita biarkan mereka belajar dengan caranya sendiri, tentunya tidak terlepas dari pengawasan yang bertanggung jawab. Hal ini ditujukan untuk memacu potensi yang ada pada diri anak. Potensi yang ada dan dimiliki anak akan terlihat jika kita peka dan berusaha menggali dengan cara mengajak mereka bertindak apa yang mereka ingin dan bisa dilakukan, bukan malah menyingkatkannya dengan metode teoritis yang biasa kita dapatkan.

Peserta didik dapat bergerak sendiri tanpa harus kita dikte kemana mereka melangkah. Memberikan ruang gerak sesuai proporsi yang mereka butuhkan akan lebih membantu mereka bereksplorasi dengan kemampuan mereka mengenali sesuatu yang mereka anggap menarik. Ada kemauan mereka malakukan sesuatu akan dengan sendirinya muncul tanpa adanya paksaan dari kita. Siswa mampu memahami karena mereka tertarik. Tugas pendidik disini, membuat dimana setiap apa yang kita sampaikan terkemas dengan menarik dan mengalihkan perhatian mereka pada apa saja yang kita konsepkan. Rasa bosan juga sebagai salah satu penunjang ketidaktertarikan siswa pada apa yang kita ajarkan, dengan berbagai variasi mulai dari step pembeda kemampuan, kelompok yang mendinamika, serta pengenalan lewat lingkungan bisa menjadi referensi pada pengaktifan minat siswa.

Rasa curiosity anak lebih besar dibanding dengan orang dewasa. Belum bisa menempatkan dirinya sebagai suatu individu dimana menjadi tututan masyarakat, sebagai keterbatasan anak. Namun, dengan keterbatasan itu, banyak hal dari hasil kepolosan mereka yang bisa kita lihat. Karena keterbatasan, mereka hanya memikirkan apa yang mereka mengerti dan yang mereka anggap itu menyenangkan. Dari situ sebenarnya kita bisa secara mudah mengetahui sejauh mana mereka mengerti tentang apa yang kita sampaikan. Perkembagan anak dapat diprediksi, dari bagaimana cara mereka menanggapi, mengembangkan keaktifan dalam situasi pembelajaran dan semakin objektifnya mereka berfikir serta menilai sesuatu.

Inovasi pembelajaran tidak terlepas dari adanya pembaharuan yang antara lain invention, innovation dan pembaharuan dalam pembelajaran. Sesuatu yang belum pernah ditemukan, benar-benar belum ada dan kemudian menjadi sesuatu yang baru. Sesuatu yang muncul karena adanya pengamatan serta pengalaman yang menyebabkan adanya pemikiran tentang suatu pemecahan masalah. Sesuatu yang ditemukan dapat diterima oleh yang lain, apabila hal yang baru tersebut sudah terbukti menyelesaikan permasalahan dan benar-benar orisinil.

Sedangkan inovation dapat diartikan suatu bentuk pembaharuan yang pada bahasan ini dikaitkan pada pembelajaran. Penemuan menjadi hal yang baru didapatkan dari keunikan, perkembangan masyarakat yang dinamis, pengalaman dan pergeseran pada penilaian. Sedangkan pada pembaharuan dalam pembelajaran, lebih menekankan pada pengembangan yang melibatkan karakteristik siswa dan pendidik.

Kebaruan pembelajaran yang mengacu pada pengaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tidak hanya mengeksplore apa yang dimiliki oleh siswa atau peserta didik, tetapi apa yang kita miliki dalam pengoptimalan penyampaian pada peserta didik. Tidak hanya menginginkan respons dari siswa, tetapi tetap mengacu pada bagaimana memberi stimulus yang sesuaikebutuhan siswa. Jika adanya timbal balik terjadi antara guru dan siswanya, maka keadaan objektif dalam kelaspun akan terbentuk. Dengan demikian pembelajaran akan semakin menyenangkan.

Suatu konsep dapat diartikan suatu pengkondisian sistem. Dalam suatu konsep memiliki stukturfisme yang saling memiliki keterkaitan. Pembelajan pun memiliki konsep yaitu pengajuan tujuan dan mengarah pada berbagai pengalaman. Memiliki komponen antara lain, metode pada pembelajaran, penilaian, peserta didik dan fasilitas dalam pembelajaran. Dalam pengorganisasian ini kenyataanya, proses penyampaian dalam pembelajaran melalui tahap berikut,

Persiapan atau preparation, pada tahap ini mementingkan kematangan tentang kesiapan seorang anak terkhusus peserta didik dalam menerima pembaharuan proses penyampaian materi. Dipersiapkan emosional anak, kematangan berfikir yang bertujuan mengarahkan pada perkembangan siswa. Persiapan dalam pembelajaran bertujuan membawa anak mengerti dimana mereka harus terbuka dalam kebebasan, dan tetap membawa kegembiraan dalam belajar. Pembelajaran yang memalui tahap ini diharapkan berjalan secara optimal karena terlebih dahulu melalui persiapan sesuai kebutuhan, metode, pendekatan, lingkungan serta kemampuan guru.

Berlanjut pada tahap kedua pada tahap penyampaian. Tahap ini bertujan untuk membantu peserta didik menemukan serta memahami segala hal yang dianggapnya baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan dan melibatkan semua alat indra mereka dalam menentukan gaya belajar. Penyampaian dapat dilakukan melalui pendekatan secara intensif pada siswa yang memiliki perkembangan yang berbeda dengan yang lainnya, dengan kata lain meneruskan minat si pandai dan mengistimewakan si kurang. Tetapi bukan juga memberikan cap tertentu pada siswa karena bisa mematikan karakteristik anak.

Tahap berikutnya adalah tahap latihan yang mengacu pada 70% pengalaman. Pengujian yang dilakukan tidak hanya berupa kontekstual tetapi lebih pada penekanan memahami konsep, bisa dengan cara menggunakan tanya jawab dalam forum diskusi, penemuan yang dihatapkan berasal dari siswa serta pengaplikasiannya langsung pada pemahaman materi yang terkonsep.

Diharapkan pada tahap pengujian saatnya pembuktian bahwa siswa benar-benar dapat memahami tidak hanya mengerti secara teoritis saja tetapi lebih dari itu yaitu menemukan sesuatu yang baru dari proses pembelajaran.

Inovasi dalam pembelajaran mengacu pada proses belajar post modern otak. Dengan kata lain pemberian kebebasan anak dalam memahami sesuatu yang kita sampaikan sesuai dengan hal yang dia anggap menarik. Selain itu rangsangan yang kita berikan tidak hanya sebatas selesai dalam menyampaikan materi tetapi penerapan eksplorasi untuk menemukan variasi dalam penyampaian harus diperhitungkan. Karna sekali lagi kita sebagai pendidik harus ingat peserta didik memiliki pribadi yang unik, mempunyai pemikiran sendiri serta mau bergerak karena mereka mau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun