Mohon tunggu...
Anju Pratama
Anju Pratama Mohon Tunggu... Penulis - MAHASISWA

Nama Anju Pratama Hobi membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Gas Air Mata Bukan Penyebab Tewasnya Korban di Kanjuruhan

11 Oktober 2022   12:52 Diperbarui: 11 Oktober 2022   13:04 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola merupakan salah satu jenis olahraga yang rata-rata semua orang suka dengan sepak bola. Kenapa tidak, dari yang awalnya hobi, sepak bola juga bisa membuat badan sehat bahkan bisa menghasilkan prestasi.

Kanjuruhan, stadiun yang ada di malang, Jawa Timur menjadi tempat sejarah pecahnya sepak bola indonesia yang menyebabkan tewasnya suporter  kurang lebih 125 oranng pada 1 Oktober 2022. Tragedi yang bermula dari salah satu suporter arema yang turun ke lapangan untuk melakukan protes atas kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya. 

Kemudian dipukul mundur oleh petugas, namun masa semakin banyak yang turun ke lapangan hingga akhirnya petugas keamanan menembakkan gas air mata yang membuat masa di dalam stadiun semakin tak terkendali. 

Berdesak-desakan hingga membuat susah untuk  bernafas dan ditambah lagi dengan tembakan gas air mata yang membuat orang-orang berdesak-desakan untuk keluar stadiun. 

Banyak yang berpendapat bahwa penyebab terjadinya korban di kanjuruhan adalah karena efek dari gas air mata yang di tembakkan oleh petugas, namun setelah melakukan uji lab dari beberapa korban, Dedi Prasetyo, Kadiv Humas Polri dikutip dari beberapa pakar  menegaskan bahwa gas air mata itu tidak mematikan namun hanya terjadi iritasi pada mata dan kulit. 

Yang menjadi penyebab kematian korban menurut pendapat para pakar, beliau menegaskan itu karena kekurangan oksigen yang disebabkan berdesak-desakan, di pintu 11, 13, 14 dan pintu 3 yang menyebabkan korban ada yang terinjak-injak dan bahkan sampai meninggal dunia. Namun keterangan ini masih bersifat sementara dan masih akan terus dilakukan proses lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun