Mohon tunggu...
Anjrah Susanto
Anjrah Susanto Mohon Tunggu... profesional -

Anjrah adalah Publisher, Kompasianer, dan Blogger. \r\n\r\nSaat ini menekuni bidang training motivasi, rekrutmen karyawan, konsultasi remaja, android, dunia wordpress, dan aktif di dunia Pengobatan herbal bersama tim An Nahl.\r\n\r\nSalam hangat selalu. Visit web saya di http://www.anjrahuniversity.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tinja Manusia Bisa Buat Masak [Solusi Pencemaran Air]

7 Desember 2011   14:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pencemaran Air - Hikmah silaturahmi selain memperpanjang umur, memperbanyak rejeki, ternyata juga menambah ilmu solusi Pencemaran Air. Seperti dalam waktu dekat ini saya mampir ke Pak Bahrudin, Pendiri komunitas belajar Qoriyah Thoyyibah Kalibening Salatiga, berbincang-bincang mendiskusikan banyak hal. Salah satunya membicarakan aplikasi ide yang menjadi solusi pencemaran air dan global warming.

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="berak sembarangan di sungai"][/caption]

Pencemaran air itu sendiri disebabkan oleh banyak hal, misalnya: air detergen berasal dari mencuci baju, mencuci piring, dan buangan dari WC yang dialirkan ke sarana pengairan seperti sungai, kolam, danau, maupun laut. Apa harus detergen? ya ndak. Bisa juga pencemaran air berasal dari limbah buangan pabrik atau obat-obatan kimia berbahaya yang dibuang ke air oleh para pencari ikan di masa sekarang. Dampaknya jelas sangat merusak biota air atau apapun yang ada di dalamnya.

Pencemaran air oleh tinja manusia

Ndak usah panjang-panjang, kita membahas tinja saja. Kotoran manusia, kotoran kita. Bayangkan berapa banyak kotoran manusia pada setiap harinya di buang ke air, entah itu air yang berada di sungai, danau, air tanah, maupun air di laut. Di bumi ini lebih dari 6 Millyar manusia yang setiap waktu buang air besar, wah sehari sudah berapa juta ton Pencemaran Air dari tinja yang dihasilkan? Jawabnya, "sangat banyak". Ironisnya, kebanyakan tinja itu hanya mempolusi/mencemari lingkungan sekitarnya dan belum bisa di olah.

Padahal berdasarkan penjelasan Nagamani dan Ramasamy, 1999, tinja manusia dapat menghasilkan 28 L/kg biogas. Dengan 1 m3 biogas kita dapat menyalakan lampu 60-100 Watt selama 6 jam, 3 kali memasak untuk 5-6 orang, serta setara dengan listrik sebesar 1,25 kWh (Gladstone, 2006). Sangat Luar biasa bukan, la bagaimana ceritanya potensi yang besar ini dibiarkan 'sekedar' mencemari lingkungan saja?

Gas Septik Tank untuk memasak di dapur

Nah, saat saya main ke rumah Pak Bahrudin, beliau menunjukan upaya luar biasa mengatasi Pencemaran Air dari tinja manusia. Beliau menyusun semacam rangkaian fermentasi tertentu. Jadi, septik tank milik rumahnya disusun sedemikian rupa sehingga bisa mengalirkan gas yang kemudian bisa digunakan keluarganya memasak.

Hasil samping dari pembuatan instalasi memasak dengan gas tinja memang masih ada. Masih ada tinjanya, namun sudah menjadi tinja yang telah terfermentasi. Kondisi yang demikian sudah aman dikonsumsi oleh tumbuhan sebagai pupuk organik. So, sebaiknya malah langsung saja dialirkan ke sawah-sawah kita.

Awalnya Pencemaran Air, malah jadi sumber energi baru

Luar biasa. Saya pikir yang semcam ini perlu didukung menjadi problem solving Pencemaran Air sekaligus ide yang tokcer mengepulkan dapur masyarakat kalibening salatiga dengan biogas 'elpiji tinja' yang murah meriah. Karena, dengar-dengar uap tinja yang keluar dari corong asap septik tank kita saja bisa menambah masalah global warming sebab membuat rusaknya ozon. Berdasarkan penelitian sih, asal mengapa uap tinja bisa merusak ozon, sebab uap tinja itu mengandung banyak unsur carbon. Nah Gas carbon yang keluar itu sama kuat merusak ozonnya dibandingkan gas freon.

Sumber: Anjrah University

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun