Mohon tunggu...
Anjrah Lelono Broto
Anjrah Lelono Broto Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis freelance

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Replika Malam Secangkir Kopi Buatan Sendiri

17 November 2011   11:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:33 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

oleh Anjrah Lelono Broto

Ayah pernah melukis taufan juga badai, di pipimu Aiaya

namun kau hanya tertawa lalu memeluk

hingga taufan juga badai itu mereda

seiring musim berlalu tanpa beribu petanda

Ketika Ayah pulang dan jam telah jengah berdentang

masih setia kau sisakan sejengkal peraduan untuk ayahmu

yang capek mengiris mega dan menguliti pualam langit

; ku kecup keningmu dengan matra air mata

hingga istirah berjelaga di pertiga waktu, kau

pegang pipi Ayah, dan seikat bisik kau titipkan

tentang kandang kambing yang kau ingin,

hingga Ayah pusus benak, agar kala kau buka mata

esok hari, inginmu telah tersanding

dan sedikit Ayah lengkap menjadi Ayah Aiaya.

sebagai putri Ayah, Aiaya

kaulah perempuan yang paling mengerti

bahwa hati-hari ayahmu bukan saja untukmu

tapi juga untuk terbukanya hati-hati yang lain

demi mimpi-mimpi kita di masa ke muka.

.......................

Oktober 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun