Mohon tunggu...
Anjrah Lelono Broto
Anjrah Lelono Broto Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis freelance

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi-puisi Anjrah Lelono Broto di Harian Media Indonesia Edisi 12/10/2014

8 Desember 2014   15:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:48 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14180038331841246875

1/

Keraguan Laki-Laki dibunuh Perempuan Seperempat Abad Lalu

rendam ragu dengan air dingin di baskom plastik

dia akan bergetar, bersendawa sejenak, lalu berguling

miring seperti lelaki yang meminum orgasme semalam

jangan beri ruang bagi ragu untuk duduk,

akan banyak waktunya hingga dia menjadi perkasa

dan mencengkeram kelaminmu lalu

kedewasaanmu tinggal mimpi hantu-hantu

“Mana air dingin?! Mana baskom plastiknya!?”

nasehatku akan menjadi serapah jika engkau

hanya membatu sementara lagu di mp3 player-mu

telah beranjak dari rock ke mellow-sendu

kita adalah laki-laki. kebetulan belaka

aku yang lebih tua. aku juga pernah menikahi ragu

tapi itu dulu. sebelum aku ketemu ibumu.

________

Jombang, September 2014

2/

Di Bawah Kamboja

Haribaan tanah makam hanyalah kepingan-kepingan

sebuah cerita. Air mata turun, itu selalu.

Dan doa yang membubung,

itu hampir selalu.

(maafkan anakmu, Bapak, belum sholeh aku)

Seperti saat membuka buku-buku

pelajaran. Lalu Bapak mendekat dengan

penggaris di tangan. Beberapa ketukan mendarat di belahan

punggung, angka-angka bukan sesuatu yang

baik hati untuk diajak bermain apalagi berdendang.

(aku bodoh, Bapak, tapi jangan kau pukul aku

karena aku bisa menulis puisi tentangmu)

pun begitu ketika terhapus mimpi

menjadi pebelajar tangguh di tanah gori

bantal basah, liat ditumbuk wajah, sedang

Bapak hanya memandang

(aku tak tahu, apakah Bapak juga merajut rasa

bersalah kala itu)

kepingan-kepingan ini, sekarang di genggaman

satu-dua nafas sapu nama Bapak di nisan

tanah makam yang telah rata menyapa dengan diam

(restui aku menjadi bapak yang baik, Bapak)

________

Jombang, September 2014

3/

Catatan Ringin Tjonthong

Untuk Binhad Nurrohmat

tapis di anggukan hati

menjadi kerikil

senantiasa berati kaki

hingga tak berjumpa

dengan Jombang di Jombang

________

Jombang, September 2014


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun