Mohon tunggu...
Anjo Hadi
Anjo Hadi Mohon Tunggu... profesional -

"Politikus itu banyak. Tapi Negarawan itu sedikit."\r\n\r\nOnce worked as a journalist for OZIndo (Indonesian-speaking magazine in Australia) and Indomedia Australia.\r\n\r\nFollow me: https://twitter.com/AnjoHadi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Israel, Palestina dan 1948 FAQ

23 Juni 2013   20:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:32 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_262386" align="alignnone" width="653" caption="Wailing Wall, Jerusalem (Koleksi Pribadi)"][/caption]

1.Apa hubungan antara negara Israel, Palestina dan 1948?

-Tiap kali, diskusi pro dan kontra Zionis, pendekatan yang dilakukan cenderung lebih menggunakan pendekatan emosional ketimbang historikal. Tulisan lebih mengarah pada akibat perang (pembantaian, penguasaan tanah, dll) ketimbang sebab perang.

Kita akhirnya hanya lebih mudah dibuat sedih dan kesal, namun sebenarnya, kebanyakan kita tidak mengenal secara personal, negara yang letaknya puluhan ribu kilometer dari Indonesia. Hanya agama mayoritas yang kebetulan sama.

Untuk mengetahui konflik tersebut secara personal, kiat terlebih dahulu harus mengetahui apa yang terjadi disana sebelum dan saat tahun 1948.

2.Apa yang membuat tahun 1948 penting dalam sejarah konflik Israel-Palestina?

-Karena negara Israel modern dan negara Palestina modern belum ada sebelum tahun 1948.

3.Kapan pertama kali kata Israel muncul?

-Kebanyakan sumber berasal dari Biblical Record. Kerajaan Israel kuno berlangsung sekitar tahun 1030 BCE – 930 BCE. Israel, pertama kali dicetuskan pada seorang pria bernama Yakub dalam teks perjanjian lama Alkitab.

4.Kapan pertama kali kata Palestina muncul?

-Seorang sejahrahwan Yunani bernama Herodotus (484 BC – 425 BC) menyebut sebuah distrik di Syria dengan nama Palaistinê. Filsuf Yunani Aristoles (384 BC – 322 BC) menyebut Palestina adalah tempat yang memiliki danau dimana ikan tidak dapat hidup, sangat asin dan pahit dan sekalipun orang/binatang dilempat dalam keadaan terikat, mereka akan mengapung. Hal ini dipercaya sebagai acuan kepada Laut Mati.

5.Apakah perbedaan Palestina kuno dan negara Palestina modern

-Kata Palestina yang digunakan sekarang adalah simbol negara merdeka sedangkan kata Palestina jaman dahulu digunakan sebagai nama wilayah jajahan Kekaisaran Byzantium. Palestina jaman Byzantium terbagi menjadi tiga propinsi dan wilayahnya jauh lebih besar dari Palestina modern, dengan sebagian selatan wilayah Jordan (Petra) dan sebagian utara wilayah Mesir (Sinai).

[caption id="" align="alignnone" width="707" caption="Palestina: Nama Propinsi Jajahan Byzantium"]

[/caption]

6.Bagaimana dari segi populasi?

-Penduduk Palestina saat itu kebanyakan orang Byzantium Kristen, Samaria dan Yahudi.

7.Apakah Yahudi masih menjadi mayoritas populasi?

-Reaksi keras kaum Yahudi jauh sejak penjajahan Romawi membuat populasi Yahudi turun drastis, terutama sejak pemberontakan Simon Bar Khokba (132-136) . Saat itu orang Yahudi kalah perang dan mengalami kehilangan manpower yang sangat signifikan. Kaisar Roma Hadrianus, mengambil kebijakan keras: Orang Yahudi diusir dari Yerusalem. Itulah mengapa sejak saat itu populasi Yahudi lebih tefokus di daerah Galilea. Diaspora dipercaya dimulai sejak masa ini.

[caption id="" align="alignnone" width="1448" caption="Kaisar Roma, Hadrianus mengusir Orang Yahudi dari Yerusalem"]

[/caption]

8.Apakah Palestina saat itu memiliki populasi Arab dan Muslim?

-Agama Islam belum ada saat itu. Arab dan Islam baru masuk setelah Khalifah Umar menguasai Yerusalem sekitar tahun 637. Penduduk lokal Palestina adalah Yahudi.

9.Apa yang menyebabkan populasi Arab dan Islam mendominasi Palestina sekarang?

-Meski berpindah-pindah tangan dari pemerintahan Khalifah, Seljuk, Mamluk dan Ottoman, mereka semua beragama Islam. Palestina menjadi semacam sanctuary bagi orang Arab yang saat itu mayoritas sudah memeluk Islam, terutama dengan adanya Yerusalem sebagai situs suci dan Masjid Al-Aqsa.

Dibanding jumlah waktu selama Romawi dan Byzantium berkuasa, penguasa Islam berkuasa lebih dari 1000 tahun.

10.Apa itu British Mandate?

-Sejak takluknya Kekaisaran Ottoman, Palestina dikuasai Inggris.

11.Bagaimana peta demografis saat itu?

-Ada dua golongan nasionalis yang mengupayakan kemerdekaan. Kaum nasionalis Yahudi atau dikenal dengan nama Zionis menginginkan orang Yahudi memimpin tanahnya sendiri setelah ribuan tahun terjajah didalam identitas negara independent Israel (Alasan lain karena identitas Palestina yang berlangsung ribuan tahun lebih identik dengan nama jajahan ketimbang negara merdeka). Satu lagi, kaum nasionalis Arab membangun identitas baru didalam nama Palestina dan membangun negara independent Palestina.

12.Seberapa jauh konflik kedua golongan nasionalisme tersebut?

-Nasionalis Arab adalah mayoritas saat itu dan karena hal tersebut mereka merasa mendapat hak lebih untuk memimpin tanah tersebut. Hal tersebut semakin meruncing dengan adanya migrasi pulang kaum Yahudi dari mancanegara.

13.Siapa saja orang Yahudi yang ada saat itu?

-Ada 2 golongan. Yang pertama bernama Yishuv. Kaum Yahudi ini adalah orang-orang yang tidak pernah bermigrasi dari Israel hingga hari ini. Yang kedua adalah Aaliyah. Mereka adalah kaum diaspora yang kembali dari mancanegara. Migrasi semakin populer tatkala holocaust tengah terjadi dan Hitler berkuasa.

Ketika pergerakan untuk mendukung Palestina berubah menjadi kekerasan terhadap komunitas Yahudi di luar British Mandate. Secara ironis, hal ini justru menguntungkan kaum Zionis, karena pergerakan diaspora justru semakin kencang dan lebih banyak orang Yahudi yang pulang untuk menghindari diskriminasi. Kedatangan mereka jelas akan memperkuat Israel sebelum perang Arab-Israel 1948.

14.Solusi apa yang dicetuskan untuk menengahi kaum nasionalis Yahudi dan nasionalis Arab?

-UN Partition Plan 1947 atau solusi 2 negara (negara Israel & Palestina). Lihat proposal di gambar. Perbatasan dan lokasi dibuat berdasarkan komunitas dominan yang bertempat tinggal. (Apakah di kawasan tertentu, lebih banyak Yahudi atau Arab.) Rencana ini juga seiringan dengan Inggris yang mau meninggalkan daerah tersebut.

[caption id="" align="alignnone" width="836" caption="Konsep UN Partition Plan 1947"]

[/caption]

15.Bagaimana respon Zionis?

-Mereka kecewa berat. Salah satu alasan utama, karena mereka tidak mendapatkan Yerusalem yang notabene dari sudut pandang historis dan religius. Bagaimanapun mereka adalah penduduk lokal disana jauh sebelum Arab, Islam dan Romawi tiba. Selain itu sebagian besar wilayah mereka yang (diajukan) adalah padang gurun Negev. Tidak baik dari segi agrikultur dan civilization.

Namun mereka berpikir lebih baik mendapat pengakuan daripada tidak sama sekali. Setidaknya setelah ribuan tahun kaum Yahudi dapat merdeka dan menentukan nasibnya sendiri.

16.Bagaimana respon golongan nasionalis Palestina?

-Sama kecewanya juga. Faktor Yerusalem menjadi salah satu alasan, karena bagaimanapun kota tersebut signifikan bagi mayoritas pendukung negara Palestina yang beragama Islam. Alasan lain adalah jumlah populasi. Populasi Arab dan Muslim saat itu lebih banyak dibanding Yahudi. Secara keras mereka menolak adanya negara Israel dan solusi 2 negara. Hanya ada satu negara dan itu adalah negara Palestina yang dipimpin oleh Pan-Arabi-Islami serta menjanjikan untuk menghormati kaum Yahudi. Beberapa pemimpin radikal bahkan berseru bahwa negara Israel “letaknya di laut.”

17.Apakah UN Partition 1947 terimplementasi?

-Baik kaum nasionalis Yahudi dan Arab tahu dua hal. Pertama Inggris pada akhirnya akan pergi dan tinggal menunggu waktu. Kedua, Inggris terlihat tidak terlalu tertarik dengan situasi politik di Palestina. Masing-masing kaum nasionalis memiliki blue print sendiri setelah Inggris pergi.

18.Apa blue print kaum Zionis?

-Mereka bersiap untuk yang terburuk. Mereka tahu ketika Inggris mencuci tangan pada 15 May 1948, mereka akan sendirian. Selama tahun-tahun belakangan, kaum Zionis mempunyai organisasi paramiliter seperti Irgun, Lehi dan Haganah dan sepertinya memang disiapkan bila perang akan terjadi. Sehari menjelang British Mandate kadaluarsa, David Ben Gurion mendeklarasikan kemerdekaan Israel pada 14 May 1948, sekaligun menjadikannya Perdana Menteri Israel yang pertama.

19.Apa blue print kaum pro-Palestina?

-Tidak hanya kaum para-militer, mereka (mungkin diluar dugaan Israel) sanggup mengajak tetangganya, Mesir, Jordan, Iraq, Syria dan Lebanon untuk melancarkan “International Civil War.” Ini belum termasuk anggota badan paramiliter seperti Holy War Army dan Arab Liberation Army. Tepat ketika British Mandate kadaluarsa, Aliansi Arab menyerang Israel secara serentak.

20.Mengapa kalimat “International Civil War” lebih tepat dibanding penjajahan Israel?

-Kata Civil war atau perang sipil/saudara biasa identik dengan perseteruan antara dua pihak yang memiliki kesamaan tertentu. Baik Yahudi maupun Arab, mereka adalah generasi yang lahir dan hidup ribuan tahun, meski harus diakui, Yahudi memang hidup jauh lebih lama dibanding kaum Arab. Disebut International, karena konflik tersebut menyeret banyak negara.

[caption id="" align="alignnone" width="904" caption="Invasi Arab 1948"]

[/caption]

21.Mengapa negara independent Palestina didukung negara-negara Arab?

-Secara socio-politik maupun kultur, eksistensi negara yang berbeda dan dalam konteks ini Israel, terlihat tidak menarik dan tidak menguntungkan bagi kawasan Timur Tengah yang mayoritas Islam dan berbahasa Arab. Perang ini lebih bertujuan untuk mengamankan pengaruh politik yang seirama selama ribuan tahun.

22.Apa hasil perang 1948?

-Israel memenangkan pertempuran yang mungkin bisa dikatakan mustahil. Mereka tetap dapat mempertahankan wilayah sesuai dengan UN Partition Plan 1947. Mesir dan Jordania meski kalah, tapi tetap beruntung karena setidaknya mendapatkan Jalur Gaza (Mesir) dan Tepi Barat dan Yerusalem Timur (Jordania).

Setidaknya wilayah mereka meluas. Palestina yang diprediksi awal menyapu bersih Zionis, justru paling menderita. Apakah selama ini sengketa Israel-Palestina menjadi ladang “kesempatan dalam kesempitan” negara Arab sekitar untuk memperluas wilayah akan selalu menjadi perdebatan hangat. Andaikan Israel kalah perang, negara Arab sekitar bisa lebih besar lagi wilayahnya kalau negara tersebut dibagi-bagi. Menang atau Kalah, mereka tetap untung.

Israel sering disebutkan sebagai “Jewish State” seolah negara tersebut hanya menerima orang Yahudi sebagai warga negaranya dan menendang semua orang non-Yahudi dari Israel. Pada kenyataannya, orang Arab Palestina yang memilih menjadi warga negara Israel, tetap menikmati equal right seperti orang Yahudi lainnya. Mereka sekarang terkonsentrasi di kota Nazareth dan dikenal sebagai “Ibukota Arab di Israel.”

Bagi orang Arab Palestina yang memilih tetap tinggal di dan sebagai warga negara Palestina, mereka tetap diberikan semacam work right untuk pulang pergi bekerja di Israel (contoh : penduduk Betlehem).

Namun sejak 2002, hak tersebut dicabut karena dimanfaatkan oleh kaum radikal Palestina untuk melancarkan intifada.

[caption id="" align="alignnone" width="265" caption="Israel Setelah Perang Arab-Israel 1948"]

[/caption]

23.Apakah maksud tujuan FAQ ini?

-Pertama, FAQ ini ingin menguak mitos yang berspekulasi bahwa Israel adalah negara penjajah. Apakah relevan menyebut bangsa yang sudah ada disana jauh sebelum bangsa Arab sebagai penjajah?

Kedua, analisis 1948 menguak respon politik dari kaum Zionis dan pro-Palestina. Pemerintah pro-Israel saat itu tunduk pada partisi PBB untuk menerima “tetangga Arab”-nya membentuk negara baru. Golongan pro-Palestina yang saat itu justru menolak solusi 2 negara. Andaikata, Palestina menerima solusi tersebut, wilayah mereka jauh lebih besar dan tidak ada yang tercaplok negara aliansinya sendiri.

Ketiga, judul perang Arab-Israel 1948 ini juga memberikan clue tersendiri dalam sejarah. Mengapa bukan dinamakan perang Palestina-Israel 1948? Apakah semacam propaganda Zionis untuk menghilangkan Palestina. Mari kembali ke blue-print kedua negara. Apa yang dilakukan kedua negara?

Ben-Gurion dari pihak Israel mendeklarasikan kemerdekaan dan mencari dukungan diplomatis dan Internasional. Bagaimana dengan Palestina? Mereka berpikir terbalik. Cari sekutu negara Arab untuk diajak perang. Selesaikan dulu dengan senjata baru deklarasikan kemerdekaan. Dan apa yang mereka imajinasikan tidak terjadi tahun 1948. Jadi ketika perang itu diadakan, Palestina ironisnya belum secara official menjadi negara merdeka. (Palestina mendeklarasikan “kemerdekaannya” 15 November 1988 dari pengasingan di Algeria, 40 tahun setelah 1948).

Semoga menambah wawasan.

Baca pula: Orang Indonesia Berkunjung ke Israel Tidak Etis? Iron Dome Dosa Israel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun