Sumur Bor Untuk Masjid di Gunung Penanjakan
Diriwayatkan dalam suatu kesempatan, Saad bin Ubadah ra. bertanya kepada Rasulullah , "Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?" Beliau menjawab, "Memberi air (sedekah air)."
"Mohon maaf pak, sekarang tidak ada air untuk wudhu" ungkap seorang pengurus masjid di desa Sibon saat kami akan sholat dhuhur disana. Akhirnya kami mencari masjid desa lain yang tersedia air wudhunya.
Padahal air adalah kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Sebagai muslim, berwudhu dengan air setidaknya 5 kali sehari sebelum shalat adalah kewajiban. Tentu semuanya menjadi sulit ketika air tidak ada.
Info dari warga sekitar. Saat musim kemarau tiba, sumur-sumur dipastikan mengering. Lalu untuk kebutuhan sehari-hari, mereka harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan air bersih.
Terkadang warga mendapatkan air tangki dari seorang dermawan. Namun itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan mandi dan memasak.Butuh biaya yang tidak sedikit untuk pengeboran mendapatkan sumber air baru.
Sementara kondisi ekonomi masyarakat dilokasi tersebut kebanyakan menengah kebawah. Hal inilah yang menjadi alasan hingga kini mereka belum bisa memiliki sumber air sendiri.
Tim Nurul Hayat Sidoarjo kemarin sudah melaksanakan geolistrik air tanah di areal masjid, untuk penentuan lokasi pengeboran dan prediksi kedalaman sumber air didalam tanah.
Setelah dicek, air diperkirakan ada dikedalam 60 meter lebih didalam tanah.