Mohon tunggu...
Anjik Setiawan
Anjik Setiawan Mohon Tunggu... Relawan - Seorang relawan sosial

Menulis cerita dan gagasan dengan sudut pandang yang yang membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memilih Menjadi Kompasianer Daripada Youtuber

21 Agustus 2020   22:41 Diperbarui: 21 Agustus 2020   22:42 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak takut, ketika pendapat ini dianggap kuno, ketinggalan jaman. Disaat banyak orang berbondong-bondong membuat konten youtube, saya malah membuat artikel di blog ini.

Memang disini niat saya bukan untuk cari uang. Tapi pengalaman untuk menulis, menuliskan uneg-uneg, menuliskan apa yang difikirkan. Akan tetapi belum tentu semua benar menurut teman-teman pembaca.

Harus diakui, 19 tulisan saya yang sudah diposting di kompasiana ini jauh dari kata bagus. Masih acak-acakan, butuh banyak belajar lagi, agar enak dibaca. Namun yang paling penting belajar menyajikan bacaan menarik serta ada manfaatnya bagi pembaca.

Sebenarnya dulu punya akun kompasiana, tapi karena lupa pasword , libur menulis, terpaksa harus membuat akun baru tahun lalu.

Saat mendengarkan podcast Bang Azrul Ananda dan Pak Dahlan Iskan, yang berjudul "Tips Menulis Untuk Akal Sehat". Bang  Azrul berkata.

"Menulis dapat melatih pola fikir kita lebih runut. Dan kita dapat menerapkan akal sehat dalam berfikir" Ungkapnya

Mereka berdua adalah ayah dan anak. Sama-sama pernah menjadi pimpinan media koran yang ternama. Saat ini juga aktif menulis di blog mereka masing-masing. Aktif sekali, setiap hari selalu ada tulisan baru.

Ketika Pak Dahlan menjadi pimpinan redaksi. Dia mendapati wartawan muda bolak balik merevisi tulisan mereka. Banyak tulisannya yang mbulet dan tidak runtut.

Kurang lebih dua tahun, tulisan wartawan muda tersebut terlihat baik. Meskipun mereka lulusan sarjana dengan IPK tinggi.

Bang Azrul menceritakan saat dia sekolah SMA di Amerika. Sejak di bangku SMA, anak-anak disana sudah diwajibkan untuk membuat esai, minimal 1000 karakter. Selain itu mereka juga diberi tugas untuk merensensi buku. Sehingga membuat mereka terbiasa menulis dan itu menjadi syarat kelulusan mereka.

Dari sini harus sadar. Bahwa budaya literasi kita jauh berbeda dengan mereka di negara-negara maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun