Mohon tunggu...
Ahmad Hamdani
Ahmad Hamdani Mohon Tunggu... -

sdf

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengatasi Maraknya Kejahatan dengan Senpi

6 Juni 2014   18:59 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:00 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini terulang lagi sebuah kejahatan dengan senpi ... Kejadian yang sama ini berulang terus dan terus berulang. Di daaerah luar Jawa kejadian ini sudah menjadi hal biasa. Guru tewas dirampok. Mahasiswa tewas di dor setelah di rampas motornya. Polisi tewas di tikam dalam sebuah operasi penyisiran ...  Seakan-akan kejahatan tidak lagi mengnal takut. Polisi yang hanya segelintir tidak akan berdaya saat hendak mencocok buronan namun dihadang orang sekampung. Pemandangan ini lah yang sebenarnya nyata di depan mata kita.


Nilai- nilai kebenaran seakan sirna. Yang salah dibela, dan yang benar dimusnahkan. Mereka akan berkata, "bagaimana kami takut pada polisi ? Wong dia sendiri termasuk dalam bagian kejahatan tersebut". Sebagaimana yang kita tahu, Polisi doyan tilang, cari-cari perkara, pengancam tersangka kejahatan, dan yang lebih parah penadah kendaraan curian, dan terlibat dalam kejahatan itu sendiri. Itu juga pemandangan yang biasa. Walaupun akan selalu dibantah oleh petinggi Polri.

"Negara ini baik kalo polisi baik. Polisi baik kalo diisi dengan pejuang-pejuang."


Ya negara ini akan baik, jika hukum dapat berjalan dengan baik. Dan penegak hukum terdepan adapah polisi. Ini tidak terbantahkan. Pertanyaannya adalah polisi yang bagaimana ?? Tentu saja Polisi pejuang. Polisi butuh pengejawanatahan kembali sosok Pak Hoegeng. Polisi pejuang yang bekerja tanpa pamrih. Bahkan setelah pensiun, rumahpun tidak punya. Hal yang sangat berbeda dengan sekarang. Hampir semua polisi berbadan gemuk dan bergizi tinggi. Dan berpenampilan orang kaya. Rumah besar, mobil bagus, motor sport, itu pemandangan biasa. Bahkan sangat susah ditemukan Polisi dengan sosok pak Hoegeng dewasa ini. Pembaca bisa perhatikan sendiri.

Kenapa ? Karena kesejahteraan mereka sudah dipenuhi negara. Tunjangan-tunjangan yang jauh lebih tinggi. HIngga membuat iri departemen lainnya. belum lagi apa yang namanya gaji 13. Coba perhatikan profil anggaran APBN untuk Polri. Anda akan berteriak " WOOOOW "... Namun kalo ditanya apa hasilnya dari semua itu ??? Semua orang pasti ragu menjawabnya.


Tingkat kejahatan di masyarakat khususnya di luar jawa, masih sangat tinggi. Bahkan di Lampung yang hanya beberapa kilo meter dari Ibukota... pembegalan, pembunuhan, rampok, palak dll adalah makanan sehari-hari kami. Sekarang mereka sudah pada tingkat memprihatinkan; yakni kejahatan dengan SENJATA API. Hanya satu tingkat lagi kita akan seperti meksiko.


Ini semua karena desain Kriminal Justice System yang kita terapkan, tidak maksimal. Kita mencontoh negera-negara lain seperti Amerika, Jepang, Inggris dll tapi tidak ada perubahan nyata. Satu-satunya perubahan di jaman reformasi adalah memisahkan polisi dari ABRI dan menaikkan tingkat Kapolri sebagai mentri muda, langsung di bawah presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun