Mohon tunggu...
Anjelita Dwi Sabrina
Anjelita Dwi Sabrina Mohon Tunggu... Lainnya - Saya adalah mahasiswi Ilmu komunikasi

Hobi saya adalah memasak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perjuangan Tukang Sayur Pasca Pandemi COVID-19

31 Oktober 2023   06:16 Diperbarui: 31 Oktober 2023   06:19 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, 29 Oktober 2023 -- Pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan pada berbagai sektor termasuk sektor ekonomi. Salah satu kelompok yang terkena dampak adalah tukang sayur, yang berjuang keras untuk bertahan dalam situasi yang sulit ini.

Sejak diberlakukannya pembatasan sosial dan penutupan sementara pasar tradisional, tukang sayur menghadapi tantangan besar dalam menjual produk mereka. Banyak dari mereka mengalami penurunan pendapatan yang signifikan, karena pelanggan mereka beralih ke membeli sayuran secara online atau mengurangi pengeluaran mereka.

Namun, meskipun menghadapi tantangan yang besar, banyak tukang sayur yang tetap bertahan dan menemukan cara untuk terus beroperasi. Beberapa di antaranya mulai menggunakan platform online untuk menjual produk mereka. Mereka berkolaborasi dengan aplikasi pengiriman makanan atau mendirikan toko online mereka sendiri. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap terhubung dengan pelanggan mereka dan meningkatkan penjualan.

"Saya harap pemerintah dapat memperbaiki kenaikan dari harga sayu dan bahan pokok lainnya" kata salah satu pedagang sayur.

Pamdemi sudah berlalu namun,  kebanyakan dari tukang sayur yang berdagang di pasar mengalami anjlok di karenakan kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan harga sayur meningkat berkali lipat. Kebanyakan dari tukang sayur bingung untuk menaikkan harga tersebut, Karena pembeli tidak selalu mengerti mengapa ada kenaikan seperti itu. 

Kenaikan harga sayur juga mengakibatkan pasar sepi akibatnya kebanyakan dari pedagang sayur tutup lebih cepat di karenakan pasar sepi dan kurangnya pemasukan. Sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun