Mohon tunggu...
Anjeli Pramudita Efendi
Anjeli Pramudita Efendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi|23107030021 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tetaplah menulis walaupun gak pernah dapat artikel utama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebiasaan Merantau Masyarakat Minangkabau

18 April 2024   22:54 Diperbarui: 18 April 2024   23:12 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: instagram @pulangbasamonasional

Suku Minang yang merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia ini berasal dari provinsi Sumatera Barat dan sekitarnya seperti daerah Riau Jambi Bengkulu dan sekitarnya. Suku Minang memiliki tradisi Merantau yang sudah berlangsung sejak batas wilayah Minangkabau seluas luak nan tigo. 

Masyarakat Minangkabau Merantau untuk mencari kehidupan yang lebih baik proses mencari kehidupan yang lebih baik tidak lepas dari perjuangan yang dilakukan oleh para perantau yang berpisah dengan tanah kelahirannya menuju daerah lain. Kondisi demikian sampai menginspirasi masrul memuja menciptakan lagu berbahasa Minang dengan judul Kelok Ampek Ampek.

Masyarakat Minangkabau terkenal sebagai salah satu suku di Indonesia yang memiliki kesetiaan pada kampung halamannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya masyarakat Minangkabau yang melakukan kegiatan perantauan dengan tujuan untuk membangun kampung halaman atau negeri di Ranah Minang. 

Selain itu kesetiaannya pada ranah Minangkabau juga dapat dibuktikan dengan cara masih dijalankannya tradisi yang berlaku di kampung halamannya dan kemudian dilakukan di tanah rantau.

Sistem pendidikan yang mulai maju di Minangkabau banyak melahirkan aktivis yang banyak berperan dalam proses kemerdekaan di Indonesia khususnya di daerah Sumatera Barat Selain itu, banyak politisi Indonesia yang berpengaruh dari Minangkabau dan menjadi salah satu motor perjuangan kemerdekaan mereka berbeda dalam organisasi, ada yang sosialis sekuler bahkan komunis. Namun mereka tidak melepaskan nilai-nilai yang diajarkan dari budaya Minangkabau.

Merantau bukan hanya mengenai upaya untuk memperbaiki kehidupan agar menjadi lebih baik namun di dalamnya ada proses pertumbuhan psikologis yang sedang berlangsung pada diri seseorang. 

Di mana di dalam masa Merantau seseorang akan bertemu dengan orang-orang dari berbagai daerah lain yang berbeda-beda Titik maka di sinilah sesungguhnya terjadi proses pembentukan karakter kepribadian seseorang dalam menyikapi hal tersebut. Maka dengan banyaknya hal atau pengalaman yang didapat maka banyak pulalah pelajaran hidup yang diperoleh untuk menjalani kehidupan.

Buya Hamka menyebutkan bahwa adat Minangkabau mempunyai undang-undang hukum dan adat. Mempunyai cupak dan gantang, mempunyai dasar filsafat yang dapat dikorek dan diselidiki secara ilmiah.

Tradisi Merantau pada masyarakat Minangkabau pada dasarnya berangkat dari falsafah hidup yang dipegang semenjak lama yakni " alam takambang jadi guru". 

Makna dari falsafah ini adalah bahwa orang Minang Kabau diajak untuk belajar dari peristiwa dan pengalaman yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari alam dalam pengertian ini biasanya salah satunya dimaknai sebagai bentuk pengalaman hidup. Dan salah satu upaya dari memperkaya pengalaman hidup adalah dengan cara Merantau ke negeri orang.

Orang Minangkabau semenjak zaman dahulu memang dikenal sebagai masyarakat penjelajah. Bahkan ada sebuah pandangan miring jika seandainya ada laki-laki muda yang tidak mencoba mencari penghidupan ke negeri orang maka kemudian lahirlah istilah bujang gadih untuk menyindir orang-orang semacam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun