Mohon tunggu...
Anjelika Oktavia
Anjelika Oktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - college student

be a voice, not an echo.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi di Dalam Mimpi

4 Juni 2021   15:12 Diperbarui: 4 Juni 2021   15:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku membiarkan hembusan angin menerpa wajahku. Aku merasakan hangatnya sinar matahari yang mengusap permukaan kulitku. Kelopak mataku rasanya enggan untuk terbuka. Semakin dinikmati, rasanya waktu pun mengerti hingga ia berjalan begitu lambat. Aku akhirnya memutuskan untuk membuka kedua mataku. Pemandangan yang pertama kali kulihat ialah hamparan langit yang sangat luas. 

Aku terpaku selama beberapa detik. Hingga akhirnya, aku membawa diriku untuk berdiri dan mulai mempelajari keadaan saat ini. Kepalaku bergerak ke kanan dan ke kiri, berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul di kepalaku saat ini. Di manakah aku berada?

Aku memutar tubuhku ke belakang dan disambut dengan hamparan rumput hijau dengan pagar kayu yang mengelilinginya. Aku merasa tak asing dengan tempat ini. Sempat terlintas di benakku, apakah aku berada di surga? Ah, rasanya tidak masuk akal. Bahkan soda yang kuminum semalam masih terasa. Karena lelah bergelut dengan pikiranku sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk berkeliling.

Baru beberapa kali kakiku melangkah, aku disambut dengan hamparan bunga canola berwarna kuning yang sangat indah. Tak sadar lengkungan terbentuk di bibirku saat memandangi bunga yang cantik itu. Aku tak habis pikir, apa yang telah aku lakukan sampai bisa berada di tempat yang sangat indah ini?

Saat melihat bunga canola, sepertinya aku mulai bisa menerka nama tempat ini. Bunga canola merupakan bunga khas yang tumbuh di Pulau Jeju. Ya, Pulau Jeju yang itu. Pulau Jeju impianku.

Semakin jauh aku melangkah, aku semakin takjub. Tempat ini memang memiliki segudang keindahan. Langkahku terhenti saat bertemu dengan ratusan anak tangga yang tersusun dengan rapi. Tanpa pikir panjang, kunaiki anak tangga itu satu per satu. Sambil bersenandung kecil, aku menikmati pemandangan yang makin terlihat hingga jarak yang cukup jauh. Semilir angin dan desiran ombak turut menemaniku hingga sampai di puncak bukit. Dan disinilah aku, di Puncak Matahari Terbit, Seongsan Ilchulbong.

Tempat ini merupakan salah satu tempat impianku. Keindahannya membuatku melupakan alasan mengapa aku bisa berdiri disini. Tempat ini terletak di bagian timur Pulau Jeju. Ini adalah sebuah kawah yang memiliki diameter sekitar 600 meter dan tinggi 90 meter. Luar biasa, bukan? 

Tempat ini terbentuk karena letusan gunung berapi yang berada di dasar laut ribuan tahun yang lalu. Bahkan lamanya jauh berkali-kali lipat sebelum Ayah dan Ibuku bertemu. Kawah ini tampak seperti mahkota raksasa dengan adanya batu tajam yang mengelilinginya. Beberapa sisinya berbentuk tebing dan sisi barat lautnya adalah bukit berumput hijau yang terhubung ke Desa Seongsan.

Kurasa sepertinya sudah cukup untuk kalian yang ingin sedikit mengintip sejarah tempat ini. Pulau Jeju merupakan salah satu destinasi selain Seoul yang sangat ingin aku kunjungi di Korea Selatan. Impian yang sudah ada sejak lama. Impian yang sudah sabar menunggu gilirannya untuk berubah menjadi sebuah kenyataan. 

Aku kira butuh waktu beberapa tahun lagi untuk datang ke tempat ini, namun ternyata tidak. Entah aku sedang berada di dunia paralel atau dunia-dunia yang lain, aku hanya ingin berterima kasih kepada siapapun yang telah membawaku kesini. Aku sempat takut untuk mengedipkan mata walaupun sebentar saja. Aku takut bahwa sepersekian detik itu bisa membawaku pergi dari tempat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun