Di sudut kamar, aku merenung
Mengayuh langkah menuju dua dua
Teman sebaya melaju, aku tertinggal dalam pilu
Hilang warna pada mimpi yang dulu menggairahkan jiwa
Hari-hari berlalu, aku semakin bersembunyi
Menutup diri dari dunia yang penuh hiruk-pikuk
Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu kucintai
Terperangkap dalam sunyi, tak ada yang tahu luka ini mengiris
Dalam hati, aku merindukan damai dan sukacita
Kenangan indah yang terasa semakin jauh
Tak layak, kata mereka, untuk si kepala dua
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!