Mohon tunggu...
Anjaya Wibawana
Anjaya Wibawana Mohon Tunggu... Freelancer - Mengbadi di salah satu pondok pesantren salaf di Sidoarjo. Terkadang membantu sekolah untuk menayangkan berita kegiatan di web JSIT

Terus belajar dan setia bersamamu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jejak Ular di Masjid

9 Oktober 2024   19:03 Diperbarui: 9 Oktober 2024   19:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (copilot.microsoft.com)

Di dalam mimpi, saya merasa tongkat itu adalah kunci. Tapi di sini, di dunia nyata, saya hanya bisa bersandar pada keyakinan saya, pada doa yang mengalir pelan dari bibir.

Suara desisan perlahan memudar, seiring dengan keyakinan yang mulai memenuhi hati saya. Saya berdiri, menarik napas dalam-dalam, dan memutuskan untuk tidak lari lagi. Saya menatap ke depan, berdiri teguh. 

Ular dalam mimpi saya mungkin hanyalah simbol, wujud dari ketakutan atau keraguan yang selama ini saya abaikan. Dan saya tahu, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan berani, bukan dengan lari.

Saat saya melangkah keluar masjid, langit sudah mulai gelap. Namun, saya merasa lebih tenang. Mimpi itu, ular hitam yang mengejar saya, bukan lagi hal yang menakutkan. Saya menyadari bahwa mimpi itu adalah pengingat. 

Pengingat untuk menghadapi rasa takut, dan mungkin, untuk kembali pada keyakinan saya yang selama ini mulai terlupakan.

Di masjid itu, saya menemukan kedamaian di tengah ketakutan, dan saya menyadari, kadang-kadang, yang mengejar kita bukanlah makhluk yang nyata, tapi ketakutan dalam hati kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun