Mohon tunggu...
Sahabat Pendidikan
Sahabat Pendidikan Mohon Tunggu... Konsultan - Riset and Development

Writing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Karakter Sejak Dini dengan Metode Sentra

5 Maret 2020   16:55 Diperbarui: 5 Maret 2020   16:52 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: mizanstore.com

Drg. WISMIARTI TAMIN adalah sosok yang diulas oleh Prof. Rhenald Kasali. Dia sudah 23 tahun mengembangkan metode sentra. Yakni metode pendidikan pada anak usia dini (pre-school) yang diadopsi dari konsep Beyond Centers and Circle Time (BCCT) yang dikembangkan oleh Dr. Pamela Phelps di Florida.

Metode ini sangat cocok bagi anak usia dini untuk mengeksplorasi rasa ingin tahu. Sederhananya, sentra itu berupa arena permainan edukatif yang dirancang untuk katalisator bagi anak untuk belajar. Permainan edukatif yang dirancang untuk katalisator bagi anak untuk belajar. Kini, sentra banyak diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia. Kini, sentra banyak diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia.

Sebuah keniscayaan, bagi pendidik bahkan orang tua harus memahami ilmu perkembangan anak. Karena sentra juga berfungsi untuk mendukung perkembangan main sensorimotor, main simbolik dan main pembangunan.

***
Awalnya, Wismiarti berkiprah menjadi PNS di DKI jakarta. Karirnya bagus. Tahun 1996, beliau ditunjuk sebagai Direktur Lab. Pengawasan Doping. Jalan hidup Wismiarti ini berubah ketika ketika perekrutan laborat. Ceritanya, dia butuh 12 orang. Akhirnya ada 200 peserta tes yang kebanyakan lulusan S-2 dan S-3 bidang Biokimia dan Farmasi. Namun, hanya 2 orang yang dinyatakan lolos.

Wismiarti tercengang dengan hasil tersebut. Secara akademik, seluruh peserta memiliki kompetensi dan cerdas. Kenapa hanya sedikit yang lolos. Pengujinya pun mengonfirmasi, alasannya mereka tidak konsisten. Ini persoalan karakter.

Sejak saat itu, Wismiarti tersadar bahwa karakter seseorang itu dibentuk sejak usia dini. Lantas ia merintis Sekolah Al Falah. Dia rela untuk melepaskan jabatan strategis yang diincar banyak orang.
***
Untuk mengembangkan anak didik dan sekolahnya. Hingga metodenya diadopsi oleh banyak sekolah. Rahasianya adalah pengembangan kapasitas guru. Bayangkan dari dana pribadi, ia mengirimkan guru untuk belajar langsung ke Florida, dibimbing langsung oleh penemu BCCT, Dr. Pamela. Bagi Wismiarti, jika ada guru berkualitas maka di bawah pohon pun akan ada pendidikan.

Inspirasi berikutnya dari sekolah Al Falah adalah konsep 3 M (melarang, memerintah, marah). Strategi pembelajarannya memang sudah dirancang sesuai tumbuh kembang anak. Esensi dari konsep tersebut adalah membangun disiplin dengan cinta. Agar guru tidak mematikan daya nalar, inisiatif dan eksplorasi anak.

Bedanya dengan BCCT, Wismiarti menambahkan sentra Iman dan Takwa dan mengembangkan 18 sikap. Semuanya digali dari ajaran Islam. Dalam sebuah kesempatan, dia bertanya pada Pamela, "Mengapa banyak sekolah bagus di AS ternyata sekolah agama? Padahal, di AS, masyarakat memiliki anggapan bahwa agama urusan personal."

"Jika kamu mengurus ciptaan Tuhan (anak didik), kamu akan bertemu dengan penciptanya. Karena itu, agar paham, anak-anak harus belajar agama yang benar.", jawab Pamela.

Kelebihan buku ini, Prof Rhenald Kasali berhasil memotret implementasi sentra beserta keunggulannya. Secara inspiratif dan meski agak melompat. Karena diselingi dengan letupan ide.

Saya rekomendasikan buku ini bagi para pengelola sekolah, pendidik anak usia dini dan para orang tua.

Semoga manfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun