Mohon tunggu...
Anjas Wahyu AS
Anjas Wahyu AS Mohon Tunggu... Penulis - Paling suka minum susu-susu an

Cukup suka berbagi informasi, tips maupun diskusi yang tengah hangat dibicarakan di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

(Fan Fiction)Joker: The Other Side (#9) END

10 Oktober 2024   11:08 Diperbarui: 10 Oktober 2024   11:12 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhatian David teralihkan ke luar apartemen ketika suara-suara teriakan menggema dari jalanan. Suara kaca pecah, mobil terbakar, semua benar-benar kacau. Gotham dalam fase terburuk sepanjang sejarahnya untuk malam ini.

David yang terpesona dengan kejadian tersebut, seolah terasa terpanggil untuk ikut dalam malam yang menakjubkan ini.

Dia menutup jendela dan mulai membuka lemari bajunya. Dia ambil jaket hitam dan beanie nya. Tangannya merongsok masuk ke dalam lemari tersebut seakan-akan sedang mencari sesuatu yang sudah lama dia simpan.

Sebuah pistol. Pistol yang selama ini David simpan sebagai penebusan dosa terakhirnya, kali ini akan menjadi bukti perlawanan dirinya pada sesuatu yang dia anggap salah selama ini.

Dia masukkan pistol itu kedalam saku jaketnya, ia kenakan topeng badutnya dan pergi meninggalkan apartemennya.

Di luar situasi begitu kacau. Namun bagi David, situasi ini terasa lebih hidup daripada biasanya. Orang-orang turun ke jalan. Orang-orang yang sudah frustrasi dengan kehidupan mereka yang pelik, akhirnya pecah ruah tumpah di jalanan kota Gotham.

Orang-orang yang tidak tahu menahu mulai berlarian, mencari tempat perlindungan. Banyak dari mereka yang tidak mengenakan topeng tidak tahu menahu akan hal ini. Namun bisa jadi, mereka jugalah yang merasakan harta kotor korup dari Wayne dan Gotham.

Tak heran keapatisan orang-orang ini jugalah yang menjadikan mereka sasaran amukan dari demosntran badut malam ini. Mereka acuh tak acuh terhadap sesamanya yang hidupnya sulit. Mereka hanya diam disumpal oleh uang hasil busuk bisnis Wayne.

Tak ayal, banyak toko-toko yang tidak bersimpati pada gerakan badut ini, ikut terjarah dan bahkan memakan korban jiwa. Polisi pun tak kuasa membendung amukan massa sebesar ini.

David berjalan pelan sambil menikmati pemandangan yang mungkin takkan pernah dia lupakan. Langkah kakinya mengantarkannya pada bioskop terkenal di kota Gotham.

Dirinya bersandar di depan toko yang menjual rokok yang tepat berada di samping loket tiket bioskop. David menyaksikan kekacauan kota Gotham dari balik topengnya. Dia tersenyum, melihat sesamanya yang mengeluarkan hasrat terpendam mereka pada orang-orang yang pantas mendapatakannya.

Dan ketika David sedang tenggelam dalam fantasinya tersebut, dia melihat sosok orang. Orang yang paling pantas mendapatkannya. Thomas Wayne, beserta istri dan putranya. Thomas Wayne, sosok yang bertanggungjawab akan kacau balau hidup dan emosional dia selama ini.

David mengikuti mereka bertiga diam-diam menuju ke sebuah lorong sepi tanpa kerumunan massa.

"Hei, Wayne!" teriak David.

Thomas Wayne, istri dan putranya seketika terkejut melihat David dengan topeng badutnya menemukan mereka bertiga.

Terlihat raut muka kepanikan serta ketakutan jelas dari ketiganya. Terutama dari Wayne yang nampak tak tahu identitas asli dari David yang merupakan anak buahnya di anak perusahaan Wayne.

"Kau pantas mendapatkannya!" ucap David seraya menodongkan pistol tersebut ke arah Wayne.

"Tunggu, kawan!" seketika biji peluru langsung menghujam dada Wayne. Istrinya, Martha Wayne pun turut histeris melihat suaminya yang tertembak tepat di jantungnya.

Thomas Wayne tersungkur. Figur yang selama ini David benci, akhirnya mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan.

Begitupula dengan Martha Wayne. David todongkan pistol itu ke arah Martha dan menghujamkan peluru kedua kepadanya.

Tangan David secara spontan menarik kalung permata milik Martha dan melepaskannya dengan paksa. Seolah-olah menegaskan bahwa Martha tak pantas mendapatkan kehidupan yang glamor seperti itu dengan hasil suaminya menindas banyak orang.

Menyisakan putranya, Bruce Wayne, dengan noda darah kedua orang tuanya di pipinya. Pandangan anak tersebut kosong dan nampak mati.

David yang melihat anak itu, meninggalkannya tanpa sepatah kata.

Dalam hatinya dia berbisik,

"Kau harus belajar di masa depan untuk tidak menjadi layaknya kedua orangtuamu, nak"

Dari kejauhan David dapat melihat kerumunan orang-orang yang sedang bersorak sorai di hadapan seorang karakter utama di malam ini. Joker. Penyelamat hidup David dan banyak orang.

--END--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun