Telepon apartemen David berdering. Dia angkat dan terdengar suara Reutte disana.
"Kau lihat Franklin Murray malam ini, David?"
David mengiyakan pertanyaan tersebut.
"Inilah simbol kita David. Dia akhirnya datang ke kita. Jokerlah simbol perlawanan kita." ucap Reutte.
David menelan ludah sembari masih menonton acara TV tersebut. Semakin lama, situasi di studio pun terasa tidak mengenakkan. David merasakan sesuatu yang kurang nyaman, bahkan dari ornag yang tidak duduk langsung di dalam studio.
Dia merasakan hawa yang begitu panas ketika Murray makin memojokkan Joker dengan berbagai pertanyaannya.
Sesaat sebelum Murray akan menelepon polisi. Joker berteriak,
"Kau pantas mendapatkannya!" dan letupan pistol pun menggemparkan seisi studio. Murray mati di tangan Joker dan acara seketika ditutup.
"David! David kau disana?!" teriak Reutte dari telepon tapi tidak David gubris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H