Berbalik aku ke loket apotek, kukembalikan botol kecil itu sambil kukatakan "Kadaluarsa Bu"
Petugas mengamati dan mengatakan "O...pas Maret ya"
Obet tetesku diganti dengan yang bertanggal kadaluarsa 20 Maret 2013.
Aku melangkah pulang dengan magsyul karena tidak ada pernyataan permintaan maaf, hanya senyum geli seperti itu bukan persoalan besar (mungkin bagi dia, tapi persoalan besar untuk ku...untuk mataku)
Teringat peristiwa sekitar 6 tahun yang lalu, di tempat yang sama. Suamiku pernah periksa mata juga (halah...penyakit kok nggak jauh-jauh dari mata)
Sepulang dari puskesmas, suamiku yang tadinya periksa sendiri minta tolong aku untuk meneteskan obat.
Kubaca labelnya ....."Hah, ini kan tetes telinga Pak...."
Suamiku bersungut-sungut pergi ke Puskesmas menukarkan obatnya....
Ketika sampai rumah dan aku hendak meneteskan obat itu....kubaca labelnya dan berteriak untuk kedua kali
"Hah...ini sudah kadaluarsa Pak"
Dengan menahan jengkel dan pedih di mata suamiku kembali ke puskesmas dan pulang membawa obat tetes (untuk mata) yang tidak kadaluarsa.