Mohon tunggu...
anjar setyoko
anjar setyoko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Menulis adalah caraku untuk mengeluarkan isi kepala yang susah untuk aku keluarkan kepada orang sekitar melalui lisan

Do the best

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menjadi Ayah Produktif Bersama 3 Indonesia, Kalahkan Jarak Penajam Paser Utara Sampai Samarinda

15 Juli 2020   21:12 Diperbarui: 15 Juli 2020   21:10 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oeekkkk...oeeek.....ooeek, Alhamdulilah saya dan istri mengucap syukur atas kelahiran bayi nan mungil buah hati pertama kami. Setelah melewati hampir 6 jam kontraksi dan beberapa kali ngejan. Bayi laki-laki dengan berat 3,1 Kg dan Tinggi 51 cm, hadir ke dunia tepat di malam 29 Ramadhan. 

Rona wajah putih bersih dan bibir merah alami tanpa gincu membuat air mata haru ini jatuh tak terasa. Bidan Pusban Bangun Mulya Penajam Paser Utara sigap memakaikan bedong beserta pakaian bayi. Si kecil langsung mendapat pelukan pertama dari ibunya. Saya pun tak segan mendaratkan ciuman ke kening istri dan anak yang akan kita beri nama Ibrohim.

Semenjak kelahiran buah hati pertama. Hari-hari yang saya lalui terasa berbeda dan penuh warna. Setiap pagi intonasi tangis bayi berbunyi merdu. Nada intonasi tangis itu naik satu oktaf setiap harinya. Alarm tidak langsung yang membuat seisi rumah tanggap dan bangun bersama-sama. "Assalamualaikum Ibrohim ? Udah bangun kah nak pinter?" kata sambutan ini meluncur dari istri maupun mertua setiap paginya.

Sayang indahnya dekat dengan Ibrohim hanya bisa saya lalui 1 minggu. Pekerjaan memisahkan saya dengan Ibrohim sementara waktu. Masa cuti mendampingin istri melahirkan telah berlalu. Saya harus kembali ke Samarinda mencarikan anak dan istri sesuap nasi dan sepotong popok lengkap dengan baju. Hal yang begitu menyakitkan bagi saya. Berpisah dengan anak pertama dan hanya dapat mendampingi sekejap saja.

Jarak kampung halaman Penajam Paser Utara dan Samarinda saya tempuh dalam waktu 5 jam via darat dan laut. Kendati demikian saya hanya pulang 1 bulan sekali. Itung-itung hemat ongkos jalan sekaligus menunggu waktu gajian akhir bulan. Terlebih saat pandemi covid 19 saat ini. 

Transportasi pergi dan pulang antar kabupaten di Kalimantan Timur tidak begitu leluasa. Saya harus mendapatkan surat rapid test dari RSUD Ratu Aji Putri Botung. Semua aktivitas harus saya tata ulang. Menjalankan protokol kesehatan dan mematuhi himbauan pemerintah dalam pengendalian covid 19.

Jarak tempat kerja yang jauh dan intensitas tatap muka langsung dengan Ibrohim praktis hanya sebulan sekali. Kendati demikian Saya tidak ingin ibrohim kekurangan kasih sayang seorang ayah. Bonding antara saya dan Ibrohim harus tetap terjalin. Kasih sayang ayah kepada anak juga harus diberikan meskipun via video call atau telepon. Tetap produktif menjadi seorang ayah. Tidak hanya dalam hal mencari nafkah. Melainkan juga sebagai seorang ayah dalam menanamkan nilai karakter yang baik untuk anaknya.  

Suatu sore hendak pulang kerja, saya lihat awan hitam menyelimuti langit yang tadi siang nampak membiru. Kaki-kaki tangguh ini bergegas secepat mungkin sampai parkiran motor. Petir menggelegar, kilat menyambar. Mendung bergantung wana hitam pekat dari barat mulai mendekat. 

Buliran air gerimis basah mulai menerpa tangan yang erat memegang setir motor. Sambil menundukkan kepala ke bawah, hujan semakin keras memukul-mukul. Tuas gas motor saya tancap gas supaya lebih cepat sampai kontrakan. Baju basah, motorpun terlihat antah brantah. Tapi tak apa lah, demi mencarikan anak istri nafkah.

Rasa lelah laksana hilang tak bercelah karena malam ini saya akan video call dengan Ibrohim. Apalagi tepat malam ini Ibrohim genap berusia 1 bulan. Langsung saya arahkan jari-jemari yang putih pucat kedinginan ini, mengambil ponsel. Jaringan kuat 4G Tri saya nikmati untuk video call bersama anak dan istri. Sebelum video call cek dulu kuota internet via aplikasi bima tri. Ternyata paket saya masih ada 1 Gb. Cukup untuk berlama-lama melepas kangen dengan keluarga.  

"Halo sayang,. Ibrohim sudah tidur kah?" kata sambutan saya begitu melihat Ibrohim sedang digendong bundanya

"Belum yah, dari tadi kayaknya nunggu ayah nelpon". Bundanya menjawab mewakili anaknya. Terlihat Ibrohhim dengan lucunya tersenyum. Jaringan video call dengan tri ini layaknya melihat film di bioskop. Tanpa putus-putus dan jernih.

"Bun ini baterai ayah mau habis, ayah telpon biasa aja ya." Kata saya melihat baterai sudah tersisa 15% saja. Percakapan pun saya lanjutkan via telepon. Saya cek kuota internet ternyata hanya berkurang 15 MB.

"Halo, Tolong loudspeaker dong bun, pengen ngomong sama Ibrohim." Meskipun dedek ibrohim belum bisa ngomong layaknya orang dewasa. Saya sering mengajak Ibrohim komunikasi. Sebagai rangsangan agar dia mengenal suara ayahnya.  

"Adek Ibrohim pinter-pinter ya nak, sudah usia 1 bulan. Dijaga bundanya di rumah, tutt.....tuttt.....tuttt." telepon langsung saya matikan. Takut pulsa habis untuk telepon waktu jam sibuk malam itu. Tak berselang lama nada ponsel saya berbunyi. Ternyata istri tercinta balik nelpon.

"Yah kok langsung dimatikan." Kata istri langsung menyahuti saat telepon saya angkat.

"Iya bun ayah takut pulsanya habis untuk nelepon jam sibuk seperti malam ini." Kata saya menimpali pertanyaan istri.

"Lah yah kan kita udah pakai AlwaysOn. Nggak perlu khawatir kali. Ayah bisa nelpon bunda sampai 120 menit setiap hari gratis 2 bulan kok. Ada juga kuota Unlimited AlwaysOn untuk akses semua aplikasi antara jam 01-17.00. Ayah bebas internetan Unlimited AlwaysOn sampai 1,5 GB per hari selama nomor ayah masih dalam masa aktif. Coba setelah nelpon ayah langsung cek di website www.tri.co.id. 

Biar ayah lebih banyak tahu kemudahan yang diberikan oleh 3 Indonesia." Istri saya menggebu-gebu menjelaskan produk 3 Indonesia yang tidak saya ketahui. Saya hanya diam dan mendengarkan seorang wanita yang memang kodratnya ingin didengar dan dimengerti. Maklum saya termasuk suami yang kurang update.

Ayah yang berada di Samarinda sedang video call Ibrohim yanga ada di Penajam Paser Utara Menggunakan Jaringan Tri (Dokpri)
Ayah yang berada di Samarinda sedang video call Ibrohim yanga ada di Penajam Paser Utara Menggunakan Jaringan Tri (Dokpri)

Dukungan jaringan yang kuat dan murah tri menjadikan terbentuknya harmonisasi keluarga. Sebab Komunikasi adalah kunci dari keharmonisan. Namun begitu, komikasi yang buruk juga awal dari petaka keretakan keluaraga. Sebegitu pentingnya komunikasi dalam keluarga. 

Mengharuskan saya memaka tri sejak 4 tahun lamanya. Nelpon tak perlu repot dan video call tidak khawatir banyak kuota tersedot. Saya mampu #KalahkanJarak antara Samarinda dan Penajam Paser Utara. Menghadirkan Ibrohim di sela-sela merantau kerja dengan jaingan 4,5 G LTE yang menjangkau sampai kampung halaman Penajam Paser Utara.

Produk AlwaysOn sekarang tidak hanya saya gunakan untuk komunikasi dengan keluarga di rumah. Melainkan untuk upgrade pengetahuan melalui berbagai webminar saat covid 19 mewabah. Misalnya, saat mengikuti webminar desain grafis, kebijakan industri di kala pandemi bahkan makroprudential yang diadakan oleh kompasiana. Kebijakan pemerintah terbaru juga dapat saya pantau melalui media sosial dan livestreaming. Jadi anjuran untuk "di rumah aja" tidak menjadi alasan untuk kita kudet dengan informasi terkini.

Kartu perdana AlwaysOn juga ramah banget untuk para pelajar. Utamanya saat sistem pendidikan mengalami penyesuaian proses belajar mengajar.  Dengan AlwaysOn anak-anak kita bisa akses gratis aplikasi belajar Edmodo selama 30 hari.

Berbagai Kemudahan yang kita peroleh menggunakan produk AlwaysOn Tri (Sumber : www.tri.co.id)
Berbagai Kemudahan yang kita peroleh menggunakan produk AlwaysOn Tri (Sumber : www.tri.co.id)

Tentu 3 Indonesia bukan provider komunikasi yang sempurna. Bukan juga sebuah penyedia layanan komunikasi tanpa cacat dan luka. Sebab dari semua yang sempurna hanya tuhan lah yang memilikinya. Alih-alih mengungkap kekurangan provider 3 Indonesia. Saya lebih suka mengajukan sekelumit kritik yang membangun dan berguna untuk kedepannya. Diterima syukur, enggak diterima, ya udah kita temenan aja. Toh semua ini juga sebagai bentuk usaha supaya ke depan provider ini tetap eksis dan bertambah pemakainya.

Pertama, saya berharap 3 Indonesia tidak hanya fokus memperkuat jaringan di perkotaan saja. Sebab Di Kalimantan Timur lebih banyak orang yang tinggal di desa ketimbang di kota. Tambahlah jaringan fiberasi ke pelosok desa. Menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga semua orang bisa menikmati internet lancar dan murah harganya. 

Jika itu dilakukan, 3 Indonesia tidak hanya bertujuan untuk memperluas pelanggan. Melainkan juga berkontribusi dalam upaya pemerintah mewujudkan Indonesia sentris. Bukankah lisan sang Proklamator Bung Hatta pernah berkata, "Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, tapi Indoensia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa." Dengan adanya internet lancar di kampung-kampung, maka arus komunias akan terus meningkat. Komunikasi yang lancar sudah barang tentu akan berbanding lurus dengan geliat ekonomi yang memberi dampak besar bagi pembangunan nasional.

Kedua, tentu layanan purna jual sangat penting kedudukannya. Menambah Kantor ataupun gerai customers service 3 minimal ada satu di setiap kabupaten. Keluhan, konsultasi dan pengaduan bisa lewat gerai customers service Tri terdekat. Tanpa perlu jauh-jauh ke Samarinda apalagi sampai ke Jakarta. Arahan yang lugas, cepat dan sopan membuat pelanggan merasa nyaman dan puas dengan Jaringan 3 Indonesia.

Terakhir, teruslah menggandeng blogger sebagai upaya untuk terus berkembang dan maju. Blogger kerap menuangkan ide, saran dan gagasan yang tajam namun bergaya story telling sehingga nyaman dibaca.  Sudah barang tentu R & D di Tri Indonesia sudah tersedia. Namun mengamati dari luar oleh penulis kadang mendapatkan sudut pandang jalan berkembang yang berbeda. Terlebih jika kedua elemen penulis blogger kemudian bersinergi dengan R & D untuk kemajuan 3 Indonesia. Wahhh bakalan pesat tuh perkembangannya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun