Mohon tunggu...
anjar fatmawati
anjar fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Manfaatkan Minyak Jelantah sebagai Lilin Aromaterapi, Mahasiswa BBK 4 UNAIR Bangkitkan Jiwa Kewirausahaan Masyarakat Balongsari

28 Juli 2024   10:02 Diperbarui: 28 Juli 2024   10:06 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK) 4 Universitas Airlangga berupaya membangkitkan jiwa kewirausahaan masyarakat Balongsari melalui penyuluhan pemanfaatan minyak jelantah sebagai Lilin aromaterapi. Program ini diinisiasi oleh Ahmad Ahsanul Fikri (FTMM), Anjar Fatmawati (FF), Fani Wulandari (FISIP), Feby Usca Putri Airarica (FIB), Irma Azahra Julieta Cahyani (FV), Jasmine Aulia Akbar (FF), Muhammad Lazuardi Khottobi (FEB), Rika Vanigrahanti Qotimah (FKP), Syakira Fitri Aulia (FK), dan Wely Wahyu Hermawan (FISIP).

Penyuluhan diikuti antusias oleh ibu-ibu PKK RT 6 RW 3 di Balai RT 6 Kelurahan Balongsari, Kecamatan Tandes, Surabaya (10/07). Irma dan Fikri yang berperan menjadi pembicara dalam program penyuluhan ini menyampaikan inovasi mereka dalam pembuatan produk LINACO (Lilin Aromaterapi Eco Friendly) dengan memanfaatkan minyak jelantah yang biasanya berasal dari sisa-sisa minyak goreng bekas di dapur rumah.

Wely, selaku ketua kelompok, mengatakan bahwa inovasi tersebut bermula ketika kami menjumpai banyaknya ibu rumah tangga yang aktif dalam kegiatan rutin PKK, sehingga kami berinisiasi memberikan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah sebagai potensi untuk berwirausaha. 

Irma menambahkan bahwa dengan modal yang terbilang sedikit, dalam sekali proses pembuatan lilin aromaterapi ini dapat menghasilkan tiga kali lipat rupiah dari modal awal.

Mahasiswa juga turut mendemonstrasikan cara untuk mengakali bau tidak sedap dari minyak jelantah dengan memanfaatkan arang aktif sehingga bau minyak bekas penggorengan dapat dinetralkan. Selama proses acara, ibu-ibu PKK juga turut mempraktekkan langsung pembuatan LINACO.

Melalui inovasi LINACO, mahasiswa berharap dapat memotivasi ibu-ibu untuk mengembangkan LINACO sebagai produk usaha. "Dalam proses pembuatan produk LINACO ini tergolong mudah dan murah, serta bahan baku seperti palm wax, benang katun, dan essential oil juga mudah didapatkan sehingga kami berharap program ini terus berkelanjutan dan menjadi produk usaha bagi masyarakat setempat" Ujar Wely.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun