Non-Fungible Tokens (NFT) menjadi salah satu aset digital yang cukup ramai diperbincangkan sejak meledaknya berita Ghozali Everyday pada awal tahun 2022. Banyak pertanyaan dibenak masyarakat tentang cara kerja NFT itu sendiri hingga isi konten yang berpotensi memberi keuntungan.
Lalu, apakah NFT dapat dijadikan tempat untuk merintis bisnis di masa depan?
Meskipun telah ada sejak tahun 2014 dan diketahui oleh beberapa orang, namun NFT belum terlalu populer dikalangan masyarakat Indonesia. Beberapa orang mungkin akan lebih tertarik dengan bisnis yang "pasti-pasti saja". Hal ini juga dapat menimbulkan stigma bahwa naiknya NFT pada tahun 2022 ini tidak akan berlangsung lama dan akan segera tenggelam lagi.
Satu hal yang perlu diperhatikan dari NFT adalah bukan semata-mata aset digital yang dapat dijadikan untuk mematenkan hak cipta serta tempat menjual karya. Mekanismenya menggunakan sistem blockchain yang pada dasarnya cukup rumit untuk dipahami orang awam. Artinya, masuk dalam dunia NFT dan sejenisnya memang membutuhkan pemahaman teknologi dan perkembangannya. Jika kita dapat memanfaatkan NFT bukan hanya untuk memperjualbelikan karya secara digital, NFT dapat membantu membentuk jaringan serta komunitas baru dengan seluruh penggunanya dari berbagai negara.
NFT perlu dimanfaatkan secara optimal karena selain fungsinya sebagai aset digital, banyak hal yang bisa didapatkan seperti komunikasi antar pengguna yang juga berpotensi diisi oleh para pelaku bisnis yang melek dengan teknologi, sehingga dapat bertukar Informasi. Hal inilah yang diperlukan oleh investor karena dalam industri 4.0 ini "link adalah segalanya".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
