Saya sedang browsing tentang salah satu merk lulur dan saya tidak sengaja menemukan artikel tentang kosmetik-kosmetik yang ditarik dari peredarannya oleh BPOM. Saya sangat terkejut ketika membaca puluhan jenis kosmetik yang ternyata mengandung bahan berbahaya dan dapat menyebabkan iritasi ringan hingga kanker kulit! Lebih terkejut lagi ketika beberapa di antaranya merupakan kosmetik dari brand terkenal yang bahkan iklannya sering di putar di layar televisi anda sekalian. Betapa memprihatinkannya. Kemudian yang lebih mencengangkan saya juga menemukan sebuah artikel tentang krim-krim pemutih yang berbahaya dan beredar di pasaran dengan sangat bebas. Yap! melalui internet dan dijual sangat bebas. Saya terkejut-kejut ketika melihat berbagai jenis (merk) dari kosmetik (yang kebanyakan adalah krim pemutih wajah/penghilang luka/penghilang jerawat) sering saya lihat pemasarannya di jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Bahkan di lapak-lapak penjualan online saya juga sering menemukannya. Hanya saja saya tidak pernah berpikir bahwa kosmetik itu sangat berbahaya karena saya tidak pernah secara detail mengamati kosmetik yang dijual bebas dan sangat diminati itu. Setelah saya mencari tahu lebih banyak mengenai krim-krim berbahaya ini, ternyata kebanyakan memberi efek yang sangat instan, yaitu perawatan yang sederhana dan simpel namun memberi efek dalam waktu yang sangat cepat. Ternyata oh ternyata krim-krim ini dibeli oleh si pedagang dari bahan krim pemutih kiloan untuk segala jenis dan siap untuk dikemas. Pintar saja si penjual itu, dia kemas di wadah yang bagus lalu dijual dengan berbagai merk yang pada dasarnya sama isinya di tiap merk itu. Biasanya dilengkapi toner dan sabun cuci muka yang sama-sama tidak jelas kredibilitas dan kualitasnya. Saya juga melakukan perawatan wajah di salah satu rumah sakit negeri, khusus di dokter kulit yang menangani tentang kosmetik dan kecantikan. Saya tidak mendapatkan wajah saya bisa hilang luka/jerawatnya dalam waktu tujuh hari atau seminggu atau beberapa hari saja seperti yang dijanjikan oleh pedagang kosmetik berbahaya itu. Saya bahkan harus mengecek dari bagian klinik dasar, masuk lab untuk diperiksa tentang detail kulit saya, kemudian dirujuk di bagian alergi, baru saya bisa masuk di bagian kosmetik dan kecantikan. Dan itu menghabiskan waktu yang cukup lama, hasilnya pun tidak semaksimal seperti efek yg diberikan kosmetik berbahaya tersebut. Saya masih harus rajin menghilangkan komedo dan rajin cuci muka agar jerawat tidak timbul. Selain dari segi tahap perawatan, dari segi produk juga sangat jauh. Warna dari produk kosmetik berbahaya yang dijual penjual tidak bertanggungjawab itu cenderung mencolok, sedangkan krim yang saya miliki dari dokter tidak berwarna, hanya sedikit berwarna kekuningan namun warnanya hambar. Coba lihat perbandingan pada gambar ini : Gambar di atas merupakan krim dari penjual kosmetik online kiloan yang tidak bertanggungjawab. (Toner=cokelat, sabun=pink, krim=kuning dan putih) Bandingkan dengan krim yang saya miliki,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H