Oleh Veeramalla Anjaiah
Pemerkosaan berantai dan pelecehan seksual terhadap ribuan gadis Inggris oleh pria-pria yang sebagian besar berlatar belakang Muslim Pakistan selama beberapa dekade merupakan kejahatan masa damai terbesar dalam sejarah Eropa modern. Kejahatan ini berlangsung selama bertahun-tahun. Kejahatan ini masih berlangsung. Dan tidak ada keadilan bagi sebagian besar korban, lapor situs web The Free Press.
Pemerintah Inggris, baik Konservatif maupun Buruh, berharap bahwa mereka telah mengubur cerita tersebut setelah beberapa tuntutan simbolis pada tahun 2010-an. Dan tampaknya mereka telah berhasil --- hingga Elon Musk membaca beberapa dokumen pengadilan dan mencuitkan rasa jijik dan herannya di X pada tahun baru.
Menurut surat kabar New York Times, Musk, sang maestro teknologi miliarder, telah terjun ke politik Inggris dalam beberapa minggu terakhir, menggunakan platform media sosialnya X untuk menyerang Perdana Menteri Starmer dan anggota pemerintahan Buruh lainnya.
Dalam serangkaian unggahan pedas kepada 211 juta pengikutnya beberapa hari terakhir ini, Musk secara keliru menuduh Starmer dan anggota parlemen Partai Buruh lainnya mendukung geng-geng pemerkosa di Inggris. Frasa tersebut merujuk pada skandal yang telah terjadi satu dekade yang melibatkan serangkaian kasus pelecehan seksual anak di mana anak-anak perempuan diserang dan diperkosa oleh geng-geng pria keturunan Pakistan-Inggris di beberapa kota.
Musk, sekutu dekat Presiden terpilih AS Donald Trump, telah meminta Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk mengundurkan diri atas apa yang ia katakan sebagai kegagalan Starmer dalam menangani skandal tersebut saat ia menjadi jaksa penuntut utama negara, menuduhnya "terlibat dalam pemerkosaan terhadap Inggris".
Starmer mempertahankan rekam jejaknya sebagai kepala Crown Prosecution Service (CPS), dengan mengatakan bahwa ia menangani geng-geng tersebut secara langsung.
Postingan Musk memuat banyak ketidakakuratan dan menganggap isu yang banyak dibahas seolah-olah tidak pernah disebutkan. Namun, postingan tersebut tetap menyoroti skandal eksploitasi seksual anak yang menyakitkan yang meresahkan Inggris dan telah lama memicu perdebatan sengit tentang isu ras, imigrasi dan pelecehan.
Inggris kini dipermalukan di hadapan dunia. Kemarahan publik yang terpendam meluap ke permukaan dalam bentuk petisi, seruan untuk penyelidikan publik dan tuntutan akuntabilitas.
Menurut laporan tahun 2014, perkiraan konservatif menyebutkan lebih dari 1.400 anak perempuan dieksploitasi secara seksual di kota Rotherham antara tahun 1997 dan 2013. Banyak di antara mereka yang sudah diketahui oleh layanan setempat karena mereka berada dalam perawatan atau pernah menjadi korban penelantaran.