Oleh Veeramalla Anjaiah
Selama dua dekade terakhir, beberapa kasus yang marak terjadi di Inggris telah menarik perhatian terhadap masalah geng-geng yang melakukan pelecehan, banyak di antaranya melibatkan pelaku kejahatan yang berkewarganegaraan Pakistan, lapor situs web berita geopolitico.
Geng-geng ini biasanya menargetkan para gadis muda yang kulit putih dari latar belakang rentan melalui manipulasi, pemaksaan dan kekerasan. Kasus-kasus yang terkenal termasuk skandal Rotherham (1997--2013), di mana sedikitnya 1.400 anak dieksploitasi secara seksual selama 16 tahun, terutama oleh laki-laki asal Pakistan. Pola serupa diamati dalam skandal Rochdale (2012) serta dalam kasus Oxford dan Telford.
Selain itu, ada beberapa kasus yang dilaporkan tentang gadis-gadis Sikh dan Hindu di Inggris yang menjadi sasaran sebagian besar pria asal Pakistan untuk berbagai tujuan mulai dari eksploitasi seksual hingga konversi agama.Â
Peristiwa ini menyingkap kegagalan sistemik otoritas dan kepolisian Inggris, yang ragu untuk mengambil tindakan terhadap para anggota geng pelecehan, terutama warga Pakistan, karena takut dituduh melakukan tindakan rasisme atau penyimpangan politik, sehingga korban tidak mendapatkan dukungan dan rentan.
Menurut situs berita Khaama Press, landasan moral Inggris menghadapi tantangan terberatnya saat negara itu menghadapi eksploitasi sistematis terhadap anak-anak yang rentan oleh geng-geng pemerkosa Pakistan, yang mengungkap kegagalan penegakan hukum, layanan sosial dan lembaga politiknya. Apa yang pertama kali muncul di Rotherham telah terungkap sebagai skandal nasional, dengan pihak berwenang secara konsisten memprioritaskan kebenaran politik daripada melindungi para gadis muda Inggris. Skalanya mengerikan. Di Rotherham saja, penyelidikan independen mengidentifikasi 1.400 korban antara tahun 1997 dan 2013.
Di platform media sosial X, Musk mengunggah dan membagikan beberapa unggahan yang mengklaim bahwa PM Inggris Starmer telah gagal membawa ke pengadilan gadis-gadis muda yang telah mengalami kekerasan seksual di Inggris dalam dekade terakhir, khususnya yang melibatkan geng-geng pria menurut sebuah studi nasional dari tahun 2022.
Dalam sebuah posting ia berkata, "Starmer terlibat dalam PERKOSAAN INGGRIS saat ia menjabat sebagai kepala Kejaksaan Agung selama 6 tahun."
"Starmer harus pergi dan ia harus menghadapi tuntutan atas keterlibatannya dalam kejahatan massal terburuk dalam sejarah Inggris," tambahnya.
Pemerintah Inggris telah menanggapi kritik dari Musk terkait penanganan skandal pelecehan seksual anak tersebut, dengan menyatakan bahwa sang miliarder mendapatkan informasi yang salah tentang masalah ini.