Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hubungan Pakistan dengan China berada dalam ancaman besar

23 Desember 2024   13:38 Diperbarui: 23 Desember 2024   13:38 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera China dan Pakistan. | Sumber: Instagram/Pemerintah Pakistan/The Diplomat

Oleh Veeramalla Anjaiah

China dan Pakistan telah lama menjalin hubungan dekat, yang sering digambarkan sebagai "persahabatan yang kuat". Namun, hubungan dekat antara Pakistan dan China saat ini menghadapi tekanan yang signifikan karena meningkatnya ancaman keamanan. Dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap warga negara China dan infrastruktur di Pakistan, khususnya yang terkait dengan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), telah meningkat, lapor situs web South Asian Voices.

Hal ini menempatkan Pakistan dalam posisi yang sulit karena China semakin vokal tentang harapannya akan langkah-langkah keamanan yang lebih kuat. Meskipun Pakistan berupaya untuk meningkatkan keamanan, gelombang kekerasan yang terus-menerus menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Islamabad untuk melindungi kepentingan China, yang dapat merusak hubungan kedua negara. Jika Pakistan gagal melindungi warga negara China, hubungan dapat memburuk hingga Islamabad berisiko kehilangan satu-satunya sekutu utamanya.

Menurut situs web orfonline.org, hubungan bilateral China-Pakistan saat ini sedang mengalami fase sulit. Beijing semakin frustrasi dengan ketidakmampuan Islamabad untuk membayar utangnya, memastikan keamanan pekerja China, dan memajukan fase kedua CPEC. Faktor lain yang berpotensi untuk membuat hubungan antara "mitra kerja sama strategis yang tangguh" menjadi tegang adalah upaya Pakistan yang terus-menerus untuk memperbaiki hubungannya dengan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Gerakan Demokratik Pakistan (PDM) dari Perdana Menteri Shehbaz Sharif.

Seiring meningkatnya persaingan strategis antara China dan AS di kawasan Indo-Pasifik, Pakistan mungkin menghadapi masalah dalam menyeimbangkan hubungan dengan kedua negara. Bagi China, mempertahankan hubungan ekonomi dan strategis menyeluruh dengan Pakistan tidak dapat dinegosiasikan, dan begitu pula sebaliknya, terutama karena India dan AS terus memajukan hubungan pertahanan dan keamanan mereka.

Landasan hubungan antara China dan Pakistan, menurut South Asian Voices, adalah CPEC, sebuah inisiatif utama dari Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) China, yang bernilai sekitar AS$60 miliar dengan sekitar $25 miliar yang telah diinvestasikan hingga saat ini. Sejak dimulai pada tahun 2013, CPEC telah berperan penting dalam mendanai berbagai proyek infrastruktur, termasuk jalan raya, pembangkit listrik dan pengembangan Pelabuhan Gwadar yang strategis, yang menjanjikan keuntungan ekonomi yang signifikan bagi Pakistan.

Meskipun menjanjikan pertumbuhan ekonomi, CPEC juga telah membuat Pakistan menghadapi tantangan keamanan baru. Warga negara China sering menjadi sasaran serangan oleh berbagai kelompok teroris dan pemberontak. Insiden ini tidak hanya mengganggu proyek tetapi juga memaksa China untuk mempertimbangkan kembali tingkat keterlibatan dan keamanannya di Pakistan.

Warga negara China dan kepentingan mereka di Pakistan menjadi sasaran utama kelompok separatis Baloch, dengan Taliban Pakistan sebagai ancaman sekunder. Kelompok-kelompok seperti Tentara Pembebasan Baloch (BLA) menentang proyek CPEC, dengan alasan bahwa China mengeksploitasi sumber daya lokal tanpa menguntungkan penduduk asli di wilayah tersebut. BLA dua kali memperingatkan China untuk meninggalkan Balochistan atau menghadapi serangan yang lebih besar.

Sementara itu, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) juga telah menargetkan berbagai kepentingan. Namun, motivasinya kemungkinan besar berasal dari pertentangan ideologisnya terhadap negara Pakistan. TTP menganggap Pakistan sebagai "negara kafir" dan bermaksud untuk melancarkan perang terhadapnya dan sekutu-sekutunya. Pakistan telah berjuang untuk menghilangkan berbagai ancaman dari kelompok-kelompok teroris ini dengan berbagai agenda, sehingga membuat sekutu terdekatnya jengkel.

Menurut situs web Voice of America, China pada tanggal 15 Mei 2024 memuji hubungan "kuat" dengan Pakistan dan berjanji untuk lebih meningkatkan kerja sama ekonomi dan keamanan antiterorisme antara negara-negara tetangga tersebut pada dialog strategis bilateral di Beijing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun