Oleh Veeramalla Anjaiah
Pada tanggal 9 Juni, Perdana Menteri India Narendra Modi dilantik sebagai Perdana Menteri untuk masa jabatan ketiga berturut-turut yang bersejarah di New Delhi.
Menurut kantor berita Press Trust of India (PTI), daftar tamu para pemimpin asing pada upacara pelantikan Modi terutama dipandu oleh "Kebijakan Utamakan Lingkungan Sekitar" New Delhi dan fokus strategisnya pada negara-negara kepulauan yang dianggap penting di kawasan Samudera Hindia.
Upacara pengambilan sumpah Modi dihadiri oleh banyak pemimpin asing termasuk Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, Wakil Presiden Seychelles Ahmed Afif, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Perdana Menteri Mauritius Pravind Jugnauth, Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal "Prachanda" dan Perdana Menteri Bhutan Tshering Tobgay.
Ada seorang pemimpin asing yang membuat banyak orang terkejut karena menghadiri upacara tersebut. Ia tidak lain adalah Presiden Maladewa Mohamed Muizzu.
Maladewa merupakan negara kecil dengan luas 300 kilometer persegi dan jumlah penduduk yang hanya sebanyak 518.029 jiwa. Perekonomiannya sangat bergantung pada pariwisata.
Presiden Maladewa Muizzu pada tanggal 8 Juni mengatakan bahwa ia akan merasa terhormat untuk menghadiri upacara pelantikan Modi dan kunjungannya ke India akan menunjukkan bahwa hubungan bilateral antara kedua negara sedang menuju ke arah yang positif.
Munu Mahawar, Komisaris Tinggi (Dubes) India untuk Maladewa, menyampaikan surat undangan tersebut kepada Presiden Maladewa saat kunjungan kehormatannya di Kantor Presiden.
Pejabat Maladewa di Male mengkonfirmasi bahwa Muizzu bersama menteri luar negeri negara tersebut dan beberapa pemimpin lainnya akan melakukan perjalanan ke New Delhi untuk menghadiri upacara tersebut.
Ini adalah undangan khusus yang disampaikan oleh pemerintah India, yang menegaskan kembali komitmen teguh India terhadap hubungannya dengan Maladewa, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin besar di Maladewa.