Oleh Veeramalla Anjaiah
Perdana Menteri India Narendra Modi pada tanggal 7 Maret melakukan kunjungan bersejarah dan resmi pertamanya ke Jammu dan Kashmir (J&K) sejak New Delhi menghapus status khusus wilayah tersebut dan mengambil kendali langsung pada tahun 2019.
Ia berpidato dalam sebuah kegiatan demonstrasi masyarakat di Stadion Bakshi, Srinagar. Ia mengatakan dalam pidatonya bahwa warga Kashmir telah dirampas dari skema kesejahteraan yang diberikan oleh Pusat bagi masyarakat kurang mampu.
"Saat ini Jammu dan Kashmir mencapai tingkatan baru dalam pembangunan karena mereka bisa bernafas dengan bebas. Kebebasan dari pembatasan ini terjadi setelah pencabutan Pasal 370", lapor saluran DD News mengutip ucapan Modi.
"Selama beberapa dekade, demi keuntungan politik, Kongres dan sekutunya menyesatkan masyarakat Jammu dan Kashmir atas nama 370. Apakah Jammu dan Kashmir mendapat manfaat dari Pasal 370, atau hanya sedikit keluarga politik yang mengambil keuntungan? Masyarakat Jammu dan Kashmir telah mengetahui kebenaran bahwa mereka telah disesatkan. Jammu dan Kashmir dirantai demi kepentingan beberapa keluarga. Saat ini tidak ada Pasal 370, sehingga bakat para pemuda J&K dihormati sepenuhnya dan mereka mendapatkan peluang baru. Saat ini terdapat persamaan hak dan kesempatan yang sama bagi semua orang di sini."
Menurut situs BBC, J&K telah mengalami transformasi ekonomi sejak status spesial tersebut dihapus, kata Modi.
"Saya bekerja keras untuk memenangkan hati Anda," lapor BBC mengutip ucapan Modi.
Modi mengatakan bahwa dia bekerja keras untuk mengembangkan Kashmir yang baru.
"Kisah sukses Jammu dan Kashmir akan menjadi pusat daya tarik bagi dunia," lapor kantor berita Associated Press mengutip pernyataan Modi.
"Saya selalu mengatakan bahwa kerja keras yang saya lakukan adalah untuk memenangkan hati Anda. Saya akan berusaha memenangkan hati kalian lebih jauh lagi."