Oleh Veeramalla Anjaiah
Maroko dan Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan hubungan persahabatan menuju kemitraan strategis pada tanggal 22 Desember di Rabat.
"Saya sangat senang hari ini kita dapat meningkatkan hubungan bilateral kita menjadi kemitraan strategis. Namun kita harus bekerja lebih keras untuk mengisi kemitraan baru ini dengan kerja sama konkrit yang membawa manfaat bagi rakyat kita," kata Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dalam keterangan pers yang dimuat di situs Kementerian Luar Negeri RI, kemlu.go.id.
"Indonesia adalah mitra terpercaya bagi Maroko. Kami berdua secara konsisten menjunjung tinggi prinsip menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain."
Penandatanganan MoU tersebut merupakan tindak lanjut dari pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Maroko, Kerja Sama Afrika dan Ekspatriat Maroko, Nasser Bourita, dan Retno. Retno mengunjungi Rabat pada 22 Desember untuk memperkuat hubungan bilateral antara Maroko dan Indonesia.
MoU ini bertujuan untuk mendiversifikasi dan memperluas kerja sama di berbagai bidang seperti keamanan bilateral, kerja sama parlemen dan regional serta kerja sama dalam organisasi internasional.
"Kami menandatangani nota kesepahaman tentang kemitraan strategis ini sesuai dengan Pedoman Tinggi HM Raja Mohammed VI dan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo," ungkap Bourita pada konferensi pers bersama dengan rekannya dari Indonesia.
Ia menambahkan bahwa strategi ini "tidak boleh menjadi slogan sederhana, namun menjadi kenyataan di lapangan".
Membangun kemitraan strategis adalah "sebuah ambisi yang akan kita capai dengan memberikan substansi pada apa yang telah ditandatangani", lapor kantor berita MAP, mengutip pernyataan Bourita.