China sebaliknya telah membangun beberapa pulau buatan di atas 3.200 hektar daratan buatan dan telah sepenuhnya memiliterisasi setidaknya tiga pulau yang dibangun secara artifisial di perairan yang disengketakan.
Ambisi China untuk hegemoni regional juga didorong oleh aspirasinya untuk menangkap sumber daya alam yang melimpah serta mengamankan secara strategis semua jalur perdagangan dan keamanan maritim yang penting bagi dirinya sendiri.
Klaim China di LCS terutama didasarkan pada pernyataan sejarah dan garis demarkasi yang tidak jelas yang digambar di peta oleh Partai Komunis China (PKC) dalam upayanya untuk menghalangi negara tetangga lainnya.
Ambisi hegemonik PKC juga telah membuat negara tersebut menegaskan hegemoni regionalnya melalui berbagai cara, termasuk ketegasan militer, pembangunan pulau dan sikap diplomatik.
Tindakan sepihak yang paling banyak mendapat kecaman dan perhatian luas internasional adalah pembangunan pulau buatan di LCS, khususnya di Kepulauan Spratly atau Nansha Qundao dalam bahasa China.
China telah mengklaim tanah dengan tidak benar dan membangun fasilitas militer sekaligus membangun lapangan terbang di pulau-pulau ini, secara efektif memperluas kehadirannya dan menegaskan kendali atas perairan di sekitarnya. Tindakan semacam itu juga menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara tetangga dan dipandang sebagai upaya untuk mengubah status quo dan memperkuat klaim teritorial China.
Paracel dan Spratly misalnya telah meningkatkan kemampuan ofensif China secara signifikan dan telah memperluas ZEE-nya di luar pantai daratannya sendiri.
PKC juga telah menggunakan angkatan laut dan pasukan penjaga pantainya untuk menegaskan kehadirannya dan menantang aktivitas negara-negara penuntut lainnya di wilayah tersebut sebagian besar dengan Filipina yang dalam kapasitasnya sendiri melawan kecenderungan hegemonik China.
Ada banyak insiden kapal China yang melecehkan kapal penangkap ikan Filipina dan Vietnam, melakukan latihan militer dan mengintimidasi kapal serta pesawat asing di wilayah yang disengketakan. Ketegasan ini telah menyebabkan ketegangan yang meningkat dan bentrokan sesekali antara China dengan negara lain.
Baru-baru ini, militer Filipina mengklaim bahwa penjaga pantai China secara paksa menyita puing-puing roket China yang telah diambil oleh angkatan laut Filipina dari LCS di dekat Pulau Thithu. Untuk menumbangkan masalah ini, pejabat China mengklaim bahwa tidak ada penyitaan yang dilakukan. Penyamaran seperti itu adalah bukti dari taktik spionase China yang telah memiliki sejarah penyebaran terutama di wilayah sensitif.