Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Pembantaian Lapangan Tiananmen 1989

4 Juni 2023   08:11 Diperbarui: 4 Juni 2023   08:35 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Veeramalla Anjaiah

Pada hari ini, tepatnya 34 tahun yang lalu pada tanggal 4 Juni 1989, pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Komunis China melepaskan tembakan tanpa pandang bulu kepada para mahasiswa pengunjuk rasa yang tidak bersenjata di Lapangan Tiananmen di Beijing dan menewaskan ribuan orang.

Para pengunjuk rasa secara damai menyerukan kebebasan, demokrasi, reformasi politik dan ekonomi, diakhirinya korupsi serta akuntabilitas. Itu adalah protes anti-pemerintah terbesar dan terlama (dari 16 April hingga 4 Juni 1989) di China. Lebih dari 1 juta orang, sebagian besar pelajar, pekerja dan rakyat biasa ikut serta dalam protes tersebut.

Tindakan keras dimulai pada malam tanggal 3 Juni. Militer meminta para pengunjuk rasa untuk meninggalkan Lapangan Tiananmen dan pengunjuk rasa meninggalkan tempat kejadian. Ketika mereka tiba kembali pada pagi hari tanggal 4 Juni, militer mulai menembak tanpa pandang bulu.

Tidak ada angka pasti jumlah korban tewas dalam peristiwa Lapangan Tiananmen tersebut.

Pemerintah mengatakan 200 pengunjuk rasa tewas sementara pemimpin mahasiswa mengatakan sekitar 3.400 orang tewas.

Ada telegram diplomatik dari Duta Besar Inggris untuk China Sir Alan Donald, yang dikirim ke London. Pesan tersebut dideklasifikasi pada tahun 2017.

Telegram tersebut mengatakan bahwa 10.000 orang tewas dalam penumpasan China dan sumber angka 10.000 tersebut adalah seseorang yang "menyampaikan informasi yang diberikan kepadanya oleh seorang teman dekat yang saat ini menjadi anggota Dewan Negara [China]".

Kabinet disebut di China sebagai Dewan Negara. Artinya, informasi itu berasal dari seorang menteri.

Telegram itu mengatakan kendaraan lapis baja China melindas mahasiswa, benar-benar menghancurkan protes. Bahkan mayat pun ditabrak oleh kendaraan lapis baja China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun