Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Temuan Studi Baru: Ponsel Cerdas Android yang Dijual di China Sarat dengan 'Spyware'

21 Februari 2023   08:21 Diperbarui: 21 Februari 2023   09:17 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ponsel cerdas yang jual di China tak aman karena produsen China memasang alat spyware. | Sumber: techdigest.ng

Oleh Veeramalla Anjaiah

Dengan 1,45 miliar orang dan produk domestik bruto (PDB) sebesar AS$20,44 triliun, China adalah negara terpadat di dunia dan memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia.

Menurut Laporan Pasar Seluler Global Newzoo 2021, penetrasi ponsel cerdas di China telah mencapai 59,9 persen pada tahun 2021 karena 865,04 juta orang China memiliki ponsel cerdas, pasar ponsel cerdas terbesar di dunia.

Menurut situs berita Firstpost, lebih dari 70 persen telpon genggam di China menggunakan sistem Android.

Untuk waktu yang lama, perusahaan teknologi China menghadapi tuduhan bahwa perangkat mereka, baik itu ponsel cerdas maupun peralatan jaringan, memata-matai penggunanya. Mereka mengumpulkan segala macam data dan membaginya dengan Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa.

China adalah rezim otoritatif yang memantau semua aktivitas sehari-hari warganya dengan menggunakan teknologi modern, melarang media asing dan media sosial serta mengontrol dengan ketat seluruh negara.

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa sebagian besar ponsel cerdas yang dijual di China dilengkapi dengan peralatan spyware dan para produsen ponsel cerdas mengumpulkan serta mengirimkan informasi yang dapat diidentifikasi terkait dengan pengenal, lokasi, profil pengguna dan hubungan sosial pemilik perangkat. Pengumpulan data telah terjadi tanpa pemberitahuan atau persetujuan dari pemilik perangkat, situs web gizmodo.com melaporkan baru-baru ini mengutip sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Edinburgh dan Trinity College Dublin.

Penelitian tersebut, yang dilakukan oleh para ilmuwan komputer, menemukan bahwa beberapa produsen ponsel cerdas top China dapat mengumpulkan sejumlah data yang mengkhawatirkan yang dapat ditelusuri kembali ke individu dan membaginya dengan otoritas Komunis China.

“Sebuah studi yang diterbitkan oleh ilmuwan komputer di beberapa universitas berbeda mengungkapkan bahwa pembuat ponsel seperti Xiaomi, OnePlus dan Oppo Realme, beberapa yang paling populer di China, semuanya mengumpulkan sejumlah besar data sensitif pengguna melalui sistem operasinya masing-masing, begitu pula berbagai aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya di ponsel. Data tersebut juga dikumpulkan oleh bermacam-macam aktor swasta lainnya, dan pare peneliti khawatir bahwa perangkat tersebut 'mengirimkan sejumlah Informasi Identifikasi Pribadi (PII) yang mengkhawatirkan tidak hanya ke vendor perangkat tetapi juga ke penyedia layanan seperti Baidu dan ke Operator jaringan seluler China.’ Mengingat hubungan dekat industri swasta dengan pemerintah China, itu lebih dari cukup untuk meningkatkan momok kekhawatiran pengawasan yang lebih luas bagi pengguna ponsel di China,” tulis gizmodo.com melaporkan laporannya pada tanggal 8 Februari 2023.

Secara keseluruhan, ini adalah kasus pelanggaran privasi yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun