" Catatan resmi menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan substansial dalam serangan teroris dari 417 di 2018 dan 229 pada tahun 2021," lapor surat kabar harian Greater Kashmir baru-baru ini.
Menurut situs berita India Today, sebanyak 55 kendaraan dan 28 rumah yang digunakan untuk kegiatan teror telah disita, sementara 649 orang didakwa di bawah PSA (Undang-Undang Keselamatan Publik) karena mendukung teroris.
Berbicara tentang pemberantasan narkoba, Dilbag mengatakan bahwa 1.693 kasus terdaftar di bawah Undang-Undang NDPS (Undang -Undang Narkotika dan Psikotropika) dan sejumlah besar barang selundupan, termasuk 212 kilogram heroin, 383 kg charas, 12 kg gula merah dan lebih dari 10.000 kg sekam poppy disita.
Berbicara tentang ancaman teror melalui blog Kashmirfight, Dilbagh mengatakan, "Baik TRF maupun 'Kashmirfight' adalah juru bicara ISI. Kami telah menyelidiki hampir semua kasus ancaman dan kami tidak akan mengampuni siapa pun yang mengancam komunitas minoritas dan bagian lain dari masyarakat."
Front Perlawanan (TRF) adalah proksi dari kelompok teror yang berbasis di Pakistan Lashkar-e-Taiba dan Inter Services Intelligence (ISI) adalah agen mata-mata Pakistan.
Polisi J&K berhasil membongkar jaringan-jaringan teror tersebut.
"Anak laki-laki sedang dinasihati dan itu membuat mereka memahami konspirasi yang dibuat oleh agensi Pakistan yang menikmati pertumpahan darah di J&K. Mereka telah menumpahkan darah J&K selama 30 tahun terakhir dan kali ini para pemuda telah memahami strategi mereka, menghindari jalan, mengutuk tindakan mereka dan menentang mereka," lapor Greater Kashmir belakangan ini.
Tahun 2022 tetap menjadi tahun yang damai dengan penurunan serangan teror yang drastis dan lebih sedikit korban sipil dan pasukan keamanan di J&K.
Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H