Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Droupadi Murmu: Seorang Wanita Suku yang Menjadi Presiden India

28 Juli 2022   17:47 Diperbarui: 1 Agustus 2022   03:00 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden India yang baru Droupadi Murmu (kanan) diambil sumpahnya baru-baru ini di New Delhi. | Sumber: ANI/via Gulf News

Ada yang unik dari India yang demokratis.

Meskipun India menjadi negara merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947, India bukanlah sebuah republik sampai 26 Januari 1950. Antara tahun 1947 hingga 1950, India disebut sebagai Persatuan India atau Dominion of India di Persemakmuran Bangsa-Bangsa Inggris. India saat itu tidak memiliki presiden tetapi memiliki Gubernur Jenderal. Pada tanggal 26 Januari 1950, India secara resmi menjadi Republik India setelah mengadopsi konstitusi barunya.

Presiden pertama India adalah Rajendra Prasad (dari 1950 hingga 1962). Meskipun mayoritas orang di India beragama Hindu, minoritas diberi kesempatan yang sama untuk memegang posisi tinggi.

Misalnya, tiga orang Muslim India terpilih sebagai Presiden India. Mereka adalah Dr. Zakir Hussain (1967 hingga 1969), Fakhruddin Ali Ahmed (1974 hingga 1977) dan Dr. APJ Abdul Kalam (2002 hingga 2007).

Kalam, seorang bujang seumur hidup, biasa menjual koran selama masa sekolahnya dan kemudian menjadi ilmuwan rudal terkemuka hingga akhirnya menjadi presiden India.

Giani Zail Singh, seorang Sikh, memegang jabatan Presiden dari tahun 1982 hingga 1987.

Tidak hanya itu, seorang Sikh lainya yaitu Dr. Man Mohan Singh, seorang ekonom terkemuka, menjabat sebagai Perdana Menteri dari tahun 2004 hingga 2014.

Terpilihnya seorang wanita dari komunitas suku sebagai Presiden India akan memotivasi jutaan wanita untuk bekerja keras mencapai posisi puncak di negara mereka.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun