Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Gejolak Politik, Kerapuhan Ekonomi dan Ancaman Teror Menghantui Pakistan

23 Maret 2022   05:20 Diperbarui: 24 Maret 2022   07:21 1593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak ada masa depan yang cerah bagi anak-anak Pakistan yang paling miskin. | Sumber: www.humanium.org

Alasan utama untuk semua masalah Pakistan ada dua. Yang pertama adalah militernya dan yang kedua adalah elit politik penguasa yang korup dan tidak kompeten.

Sejak tahun 1947, militer menjadi kekuatan yang dominan di Pakistan. Para jenderal militer menciptakan masalah Kashmir dan konfrontasi yang tidak logis dan tidak setara dengan India untuk memiliki anggaran militer yang besar dan kontrol penuh dalam pemerintahan. Selama 75 tahun, diktator militer secara langsung memerintah Pakistan selama lebih dari tiga dekade, membunuh demokrasi dan kebebasan sipil dan sisa periode mereka memerintah Pakistan secara tidak langsung melalui proksi.

Negaranya paling miskin tapi tentara Pakistan, khususnya para jenderal, paling kaya. | Sumber: Twitter/@developingpak 
Negaranya paling miskin tapi tentara Pakistan, khususnya para jenderal, paling kaya. | Sumber: Twitter/@developingpak 

Bisakah Anda bayangkan sebuah negara yang miskin dengan utang besar dan tidak ada ekspor besar, investasi asing dan turis bias memiliki senjata nuklir? Pakistan menghabiskan miliaran dolar untuk membeli senjata modern dan untuk mempertahankan kekuatan militer yang besar di negara yang tidak memiliki jalan, fasilitas pendidikan dan kesehatan yang cukup. 

Penguasa militer dan jenderal, banyak dari mereka menjadi multi-jutawan, telah kolusi dengan pemimpin agama radikal dan teroris untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Mereka menciptakan aturan mereka sendiri untuk mempertahankan kekuasaan mereka.

"Negara ini [Pakistan] memiliki tiga konstitusi; tiga aturan militer; tiga fase sistem presidensial; sebuah kaleidoskop demokrasi parlementer Westminster dirusak dan dicurangi belasan kali untuk menyesuaikan keseimbangan kekuatan antara tentara dengan politisi," tulis Syed Talat Hussain, seorang jurnalis terkemuka Pakistan, beberapa waktu lalu di Gulf News.

Terlepas dari persenjataan militer dan modern yang besar, militer Pakistan gagal melindungi sebagian besar wilayahnya, yang didapat secara legal, pada tahun 1971 ketika orang-orang di Pakistan Timur memberontak melawan aturan militer yang brutal dan mendirikan negara mereka sendiri yang disebut dengan Bangladesh.

Hanya dalam waktu 50 tahun, Bangladesh telah membuktikan bahwa mereka dapat makmur dan berkembang jauh lebih cepat daripada bekas negaranya, Pakistan. PDB Bangladesh saat ini adalah sebesar $372 miliar dan telah menjadi pengekspor garmen dan barang-barang lainnya. Sementara PDB Pakistan hanya $261.72 miliar. Dalam per kapita PDB pun Pakistan kalah dengan Bangladesh. Dengan per kapita PDB $1.254, Pakistan jauh ketinggalan dibanding dengan per kapita PDB Bangladesh yang saat ini mencapai $2.227.  

Militer mengobarkan tiga perang melawan India atas Kashmir, yang secara hukum bukan milik Pakistan atau tidak pernah menjadi bagian darinya. Kashmir atau Jammu dan Kashmir adalah negara merdeka yang memutuskan untuk bergabung dengan India melalui jalur hukum pada tahun 1947. Pakistan kalah dalam semua perang dengan India.

Melalui mesin propagandanya, militer Pakistan telah menciptakan harapan palsu di antara orang-orang Pakistan tentang Kashmir selama 75 tahun terakhir.

Militer Pakistan dan agen mata-mata Inter-Services Intelligence (ISI) mengubah negara tersebut menjadi pusat global bagi teroris dan radikal agama dengan menyediakan uang, senjata, pelatihan dan tempat berlindung yang aman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun