Oleh Veeramalla Anjaiah
Dalam menunjukkan jelasnya peningkatan kekuatan angkatan lautnya dan niatnya kuat untuk merebut seluruh Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan, China menyerahkan tiga kapal perang utama kepada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA-N) pada tanggal 23 April 2021.
Tiga kapal perang baru tersebut - Hainan (lambung 31), sebuah kapal perang amfibi Tipe 075, Changzheng 18 (lambung 421), sebuah kapal selam bertenaga nuklir Tipe 091V yang bisa meluncurkan rudal balistik gelombang raksasa JL-1 dan JL-2, dan Dalian (hull 105), sebuah kapal perusak besar 10.000 ton Tipe 055 - yang ditugaskan pada hari Jumat (April 23) pada upacara di pelabuhan Sanya, provinsi Hainan di China.
Upacara ini, yang sekaligus memperingati ulang tahun PLA-N ke-72, dihadiri oleh Presiden China Xi Jinping. Xi juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai Komunis China yang berkuasa dan ketua dari badan terkuat Komisi Militer Pusat. PLA setia kepada Partai Komunis China bukan kepada negara China.
Tiga kapal perang baru tersebut adalah indikator yang jelas dari kemampuan penyebaran cepat (rapid deployment) China yang semakin meningkat dan kekuatan industri pembuatan kapalnya yang canggih. Kemampuan serangan yang baru diperoleh ini dapat menimbulkan kekhawatiran serius di antara tetangganya, terutama Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia.
Berdasarkan peta kontroversial Sembilan Garis Putus, China mengklaim lebih dari 90 persen dari LCS sementara Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei Darussalam memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China di perairan LCS yang disengketakan.
Indonesia bukan penuntut LCS tetapi China mengklaim bagian tertentu dari zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara berdasarkan peta Sembilan Garis Putusnya, yang secara hukum ditolak oleh Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) yang berbasis di Den Haag dalam keputusan penting pada tahun 2016.
Di antara ketiganya, kapal serbu amfibi Hainan akan dikerahkan kepada Armada Laut Selatan PLA-N, yang mengawasi LCS. Kapal Hainan juga bisa dikerahkan di perairan dekat Taiwan jika diperlukan.
Menurut harian South China Morning Post, Hainan diperkirakan mampu membawa sekitar 30 helikopter, termasuk helikopter peringatan udara dini  paling canggih, dan ratusan pasukan. Ini adalah kapal serbu amfibi terbesar di China dengan perkiraan bobot perpindahan sekitar 40,000 ton. Hainan, yang mampu memainkan peran strategis dalam memenuhi ambisi China di LCS, sudah seperti kapal induk helikopter China.
Rupanya, kapal Hainan dirancang khusus untuk LCS karena tidak hanya dapat membawa puluhan helikopter, tank amfibi lapis baja, tetapi juga bisa meluncurkan misi pendaratan horizontal dan vertikal di pulau-pulau, terumbu karang dan bahkan di darat dari laut. Keuntungan lain dari Hainan adalah kemampuannya untuk bekerja dengan kapal induk dan jenis kapal perang lainnya dalam merebut supremasi udara dan laut selama konflik dan pendaratan amfibi.