Banyak orang di Balochistan, daerah yang kaya akan sumber daya tetapi rakyatnya miskin, tidak senang dengan pemerintah Pakistan dan kebijakannya. Beberapa kelompok memulai gerakan separatis bersenjata untuk mendirikan negara Balochistan yang merdeka.
Menurut Dawn, Hazara tidak aman di Balochistan. Ratusan orang Hazara tewas dalam berbagai serangan.
"Mereka diledakkan dalam pemboman bunuh diri dan ditembak mati di jalan-jalan, kuburan mereka penuh dengan korban, banyak dari mereka sayangnya masih muda. Di puncak kehidupan, orang-orang tak berdosa ini membayar harga tertinggi atas kebodohan negara yang monumental. Untuk para korban yang selamat, mata pencaharian mereka, kesempatan pendidikan, dll. telah disingkirkan. Mereka yang mampu, mencari suaka di luar negeri," lapor surat kabar itu.
Tidak hanya Syiah Hazara tetapi juga agama minoritas lainnya seperti Hindu, Sikh dan Kristen di Pakistan tidak aman.
Pada tanggal 30 Desember 2020, massa yang dipimpin oleh Maulvi Mohammad Sharif, seorang pemimpin agama lokal dari partai Jamiat Ulema E Islam, menyerang dan menghancurkan tempat suci Hindu yang berusia seratus tahun di desa Teri di distrik Karak di barat laut provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.
Banyak orang Pakistan mengkritik pemerintah dan polisi Pakistan, yang berdiri sebagai penonton selama serangan itu.
Pada tahun 2015, Mahkamah Agung Pakistan mengeluarkan perintah untuk membangun kembali kuil tersebut, yang dibangun pada tahun 1919. Kuil tersebut dibangun kembali pada saat serangan terakhir massa membakar kuil tersebut.
Menurut BBC, polisi menangkap 109 orang yang terkait dengan serangan 1997, termasuk Maulvi, dan menangguhkan 92 petugas polisi, termasuk kepala  polisi dan wakil kepala polisi yang sedang bertugas saat itu.
"Ada 92 petugas polisi di tempat itu, tapi mereka menunjukkan kepengecutan dan kelalaian," aku Sanaullah Abbasi, inspektur jenderal polisi setempat.
"Gambaran keseluruhannya [...] adalah kehancuran total," Komisi Pakistan untuk Hak Minoritas mengatakan dalam sebuah laporan tentang serangan 1997 itu.