Oleh Veeramalla Anjaiah
Amerika Serikat mengalami tragedi terburuk dalam serangan 11 September, Indonesia mengalami tragedi 12 Oktober Bom Bali dan tetangga maritim kita India mengalami serangan Mumbai 26/11 2008.
Semua tragedi ini memiliki satu hal yang sama: Semua adalah aksi teror di mana beberapa orang gila membunuh ratusan orang yang tidak bersalah. Itu semua adalah kejahatan keji terhadap kemanusiaan. Tidak ada agama yang menyetujui pembunuhan tanpa ampun ini.
Apa yang sebenarnya terjadi pada tanggal 26 November 2008 di Mumbai, ibu kota keuangan India?
Pada hari hitam itu, 10 teroris bersenjata dari Pakistan masuk ke Mumbai pada tanggal 26 November 2008 melalui perahu secara ilegal dan melancarkan teror di berbagai tempat hingga 29 November.
Semua teroris ini melakukan perjalanan dari Karachi, Pakistan, ke Mumbai dengan menggunakan perahu. Dalam perjalanan mereka ke Mumbai, mereka membajak sebuah kapal pukat nelayan India dan membunuh keempat awak kapal dan melemparkan tubuh mereka ke laut.
Mereka terpecah menjadi tiga kelompok dan melakukan beberapa serangan terkoordinasi di berbagai lokasi di kota yang padat itu. Mereka menggunakan senjata otomatis buatan Pakistan dan granat buatan China dalam membantai orang.
Para teroris menyerang stasiun kereta Chhatrapati Shivaji Terminus dan menembaki orang-orang tanpa pandang bulu. Dalam serangan 90 menit ini 58 orang tewas.
Kemudian mereka menyerang Caf Leopold dan membunuh 10 orang. Sasaran berikutnya adalah Rumah Sakit Cuma dan Albless, di mana mereka membunuh enam petugas polisi di luar rumah sakit.
Mereka menyerang pusat Yahudi atau Rumah Nariman dan melakukan pengepungan selama tiga hari. Tujuh orang tewas dalam serangan ini. Mereka juga memasang bom di dua taksi.
Teroris menargetkan dua hotel mewah. Mereka melancarkan serangan di Hotel Oberoi-Trident dan menewaskan 30 orang dalam pengepungan tiga hari. Mereka juga menyerang para ikon dari kota Mumbai, yaitu Taj Mahal Palace dan Tower Hotel dan melakukan pengepungan selama empat hari di mana 31 orang tewas.