Hari ini (Sabtu, Nov.11), kota pesisir Vietnam yang indah dan bersejarah Danang menjadi tuan rumah bagi 21 negara terdepan dari ekonomi APEC untuk membuat agenda guna mencapai kemakmuran yang lebih besar bagi wilayah tersebut dan mempercepat integrasi ekonomi regional di tahun-tahun mendatang.
Vietnam berada dalam posisi sempurna untuk menjadi tuan rumah KTT APEC karena ini merupakan lambang dari kisah sukses APEC. Berbekal kebebasan perdagangan, reformasi ekonomi dan mantra globalisasi, Vietnam telah mengalami transformasi besar dari negara agraris miskin ke ekonomi berorientasi ekspor dan juga negara industri dan modern. Hal ini mengurangi tingkat kemiskinan menjadi hanya 7 persen pada tahun 2015 dari 58,1 persen pada tahun 1993.
Mungkin, Vietnam - seperti China di Asia Timur - adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mendapatkan banyak manfaat dengan pertama bergabung di Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 1995, kemudian Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun 1998 dan World Trade Organisasi (WTO) pada tahun 2007. Vietnam telah menjadi pendukung advokat perdagangan bebas karena telah menandatangani lebih dari 10 perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara dan juga organisasi.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, melonjaknya ekspor, tingkat kemiskinan yang rendah dan reformasi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, Vietnam - sebuah negara komunis namun merupakan juara perdagangan bebas - naik daun menjadi pujaan investor global. Vietnam adalah bintang baru di Asia.
Vietnam telah memilih tema "Menciptakan dinamisme baru, mendorong masa depan bersama", untuk KTT APEC tahun ini. Semua anggota APEC, termasuk Indonesia, sepenuhnya mendukung tema KTT Vietnam.
Vietnam juga telah memilih empat bidang prioritas untuk KTT APEC tahun ini atau KTT Pemimpin Ekonomi APEC.
Prioritas pertama adalah mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inovatif dan inklusif, yang merupakan prioritas utama bagi kawasan Asia Pasifik dalam konteks ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya ketidaksetaraan.
Yang kedua adalah memperdalam integrasi ekonomi regional. Hal ini sejalan dengan "Bogor Goals" untuk perdagangan bebas dan terbuka serta investasi, yang harus dicapai pada tahun 2020 oleh semua negara anggota APEC. "Bogor Goals" ditetapkan pada KTT APEC di Bogor, Indonesia, pada tahun 1994.
Untuk memenuhi tuntutan ekonomi APEC untuk hubungan ekonomi dan pembangunan yang lebih besar, ada kebutuhan mendesak untuk memperdalam integrasi ekonomi regional dan memperbaiki konektivitas dalam bentuk fisik, kelembagaan dan manusia.
Prioritas ketiga adalah memperkuat daya saing dan inovasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era digital. Karena UMKM merupakan pendorong utama pertumbuhan dan lapangan kerja bagi negara anggota APEC.
Mengenai isu UMKM, baik Vietnam maupun Indonesia memiliki persepsi yang sama.