Veeramalla Anjaiah
Brazil telah sukses menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro dan kota-kota lainnya dari 5-21 Agustus.
Dengan 46 medali emas, 37 medali perak dan 38 medali perunggu, Amerika Serikat unggul dalam perolehan medali. Britania Raya (Great Britain) di posisi kedua dengan 27 medali emas dan China di posisi ketiga dengan 26 medali emas.
Bagaimana dengan performa 57 anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Olimpiade Rio?
Seperti di Olimpiade-Olimpiade sebelumnya, negara-negara anggota OKI tampil buruk di Rio. Delapan belas anggota OKI meraih medali, dengan hanya sembilan negara — Azerbaijan, Bahrain, Indonesia, Iran, Yordania, Kazakhstan, Tajikistan, Turki dan Uzbekistan — yang meraih 16 medali dari 307 medali emas yang diperebutkan.
Uzbekistan unggul dengan empat medali emas. Dua puluh sembilan medali perak dan 44 medali perunggu lainnya juga diraih oleh 18 anggota OKI. Penembak Kuwait yang berkompetisi di bawah bendera International Olympic Committee (IOC), sementara itu, meraih satu medali emas dan satu medali perunggu. Lembaga IOC melarang Kuwait untuk ikut di ajang Olimpiade Rio karena intervensi pemerintah Kuwait di bidang olahraga.Â
Meskipun 57 anggota OKI telah berpartisipasi di Olimpiade selama beberapa dekade, 33 negara tidak pernah memenangkan medali emas dan 20 negara tidak pernah meraih medali apa pun!
Kita memiliki sekitar 2 milyar orang Muslim di seluruh dunia dan mereka merupakan 25 persen dari 7 milyar penduduk di dunia, tetapi peran mereka dalam arena olahraga dunia sangatlah kecil.
Apa yang salah dengan orang Muslim dan negara-negara anggota OKI dalam bidang olahraga?
Lihat tiga pemenang teratas di Olimpiade Rio — AS, Britania Raya dan China — dan perhatikan faktor-faktor penting di balik kesuksesan mereka.
Percaya atau tidak, kaum wanita telah menjadi kunci kesuksesan di Olimpiade selama beberapa dekade. Lebih dari 50 persen dari semua medali yang dimenangkan oleh tiga juara teratas di Olimpiade London diraih oleh atlet wanita.