Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Bisa Meniru Vietnam di Bidang Manufacturing

30 Mei 2015   18:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:27 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Perusahaan-perusahaan elektronik berteknologi tinggi, garmen, dan bahan kulit menemukan surga baru yang mereka cari di Vietnam. Satu per satu perusahaan hijrah dari Cina ke Vietnam. Mereka mengambil keuntungan dari tenaga kerja yang murah, muda, giat bekerja, cepat, tanggap, dan berkembang dengan pesat di Vietnam. Faktor terakhir adalah Vietnam yang dipimpin oleh Partai Komunis, yang memiliki pemerintahan yang bersahabat dengan investor, menyediakan lingkungan yang stabil dan bebas masalah bagi para investor. Vietnam menawarkan sejumlah insentif finansial, bebas pajak, birokrasi ringan, perlindungan investasi, kepastian hukum, potongan signifikan dari pajak korporat dan pendapatan, repatriasi pendapatan yang dipermudah, ketersediaan lahan, air, dan listrik dengan harga terjangkau bagi para investor. Ini merupakan undangan karpet merah bagi para investor asing. Samsung misalnya, eksportir terbesar di Vietnam, memiliki terminal tersindiri di di Bandar Udara Internasional Noi Bai di Hanoi.

Para pemimpin negara ini adalah orang-orang visioner yang tidak pernah malu mengakui kesalahan dan mengeluarkan kebijakan reformasi politik dan ekonomi untuk membawa perubahan besar. Contoh terbaik yang dilakukan mereka adalah dengan menswastakan lebih dari 200 badan usaha milik negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Vietnam bertekad untuk menjaga stabilitas makroekonomi, rasio inflasi yang tetap rendah, mempertahankan stabilitas pasar uang, likuiditas perbankan, dan rasio bunga yang rendah untuk mempercepat pertumbuhan.

Sebelum memasuki Vietnam, beberapa investor telah mempertimbangkan untuk masuk ke Indonesia. Namun, tak ada insentif dan undangan karpet merah bagi para investor asing di Indonesia. Pasar Indonesia memang menggoda, namun akan menjadi tugas yang terlalu berat untuk mendirikan pabrik manufaktur di sini. Birokrasi yang rumit, ketidakpastian hukum, ongkos produksi yang tinggi, ketidakstabilan mata uang, infrastruktur yang buruk, korupsi, dan masalah tenaga kerja, secara bersamaan memaksa para investor untuk mengubah rencana mereka dan pindah ke Vietnam.

Bersamaan dengan arus masuk perusahaan asing dari penjuru dunia, struktur ekonomi Vietnam mulai berubah dari agrikultur menjadi manufaktur. Semua indikator menunjuk ke satu arah, yaitu kepada kemakmuran. Vietnam sedang berada di jalurnya untuk menjadi bangsa industrial dan maju dalam jangka waktu 50 tahun ke depan. Negara ini membuat kawan dan lawan terkagum-kagum. Meski terlibat pertikaian serius dengan Cina menyangkut masalah Laut Cina Selatan, Cina merupakan mitra dagang terbesar Vietnam dengan perdagangan dua arah mencapai USD58,64 miliar pada tahun 2014. "Kepada dunia, Vietnam menunjukkan bahwa masa lalu yang kelam dapat membuka masa depan yang makmur. Dan saya yakin bahwa kalian akan mencapai pembangunan yang bahkan lebih dramatis pada masa depan," demikian pernyataan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, di depan parlemen Vietnam di Hanoi baru-baru ini.

Penulis memiliki gelar M.Phil dari Jawaharlal Nehru University, New Delhi, India. Ia merupakan seorang penulis dan jurnalis senior; seorang pengamat serius masalah-masalah Asia Tenggara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun