Cukup beralasan mengapa mereka turun ke jalan, dengan titik pusat adalah Gedung DPR-MPR. Mereka mendesak DPR dan Presiden tidak mengesahkan beberapa RUU kontroversial tersebut menjadi UU karena dianggap tidak menguntungkan bahkan sangat merugikan bagi beberapa pihak di masyarakat. RUU-KPK pun termasuk yang ditolak, karena dianggap akan memberi ruang lebih luas kepada para koruptor untuk beraksi.
Bukan aksi, bukan, bukan orasi, bukan pola pikir mereka yang dipermasalahkan, namun bagaimana cara beraspirasi yang salah. Penutupan jalan, bakar ban dan barang, lempar-lempar batu, kekerasan, anarkisme bahkan berujung luka dan kematian, itulah yang tentunya menjadi masalah, merugikan bangsa, juga masyarakat.
Kembali ke pembahasan awal, bagaimana perasaan Ibu Pertiwi apabila beliau adalah sosok nyata saat ini? Apa perasaan beliau melihat, menyaksikan bangsanya sedang ribut sana-sini? Apakah senang? Apakah beliau susah? Ataukah marah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H