Mohon tunggu...
Dalvin Steven
Dalvin Steven Mohon Tunggu... Akuntan - Positif Realistis

Dalvin Steven, lulusan Ekonomi Akuntansi yang mencintai karya tulis, memiliki mimpi #IndonesiaBersatu.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kelemahan Liverpool

21 Desember 2018   15:17 Diperbarui: 21 Desember 2018   15:18 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga pekan ke-17 Liga Inggris musim ini, Liverpool duduk dipuncak klasemen sementara, dimana Manchester City menempel ketat dengan jarak 1 poin sementara posisi ke-3 diisi Tottenham Hotspurs yang mampu menjaga angka dengan tim asal London, Chelsea. Sekali pun City terus menempel ketat, Liverpool memiliki rekor mentereng dimana si Merah adalah satu-satunya tim yang belum terkalahkan dimusim ini, plus tim dengan cleen sheet terbanyak yaitu 10 kali selama 17 pekan liga bergulir.

Di kancah Eropa. Liverpool patut berbangga ketika lolos dari grup maut yang diisi raksasa Perancis, PSG dan kekuatan baru Italia, Napoli. Liverpool hampir tidak lolos dari grup andai kalah menghadapi Napoli dilaga terakhir mereka.

Walau begitu, kerjasama antar lini Si Merah dianggap cukup baik hingga saat ini, bahkan defender Virgil Van dijk dan juga penjaga gawang The Reds, Alisson Becker menjadi sorotan utama banyak pihak yang mengawal gawang Liverpool tetap aman ditiap pertandingan.

Dibalik digdayanya Liverpool di Liga Inggris musim ini, serta lolosnya mereka ke babak 16 besar Liga Champions, penulis secara pribadi melihat beberapa kelemahan serta kekurangan Liverpool dibeberapa pertandingan yang mereka lakoni. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang seringkali Liverpool lakukan di beberapa pertadingan, diantaranya :

Sering back-pass 
Penulis secara pribadi cukup tidak nyaman ketika para pasukan Jurgen Klopp bermain dengan menahan bola di lapangan tengah, lalu kemudian ketika pemain lawan mulai melakukan pressing, mereka akan mengoper bola ke belakang, baik itu dari pemain tengah ke defender, atau pun dari defender ke penjaga gawang.

Walau tujuannya adalah menarik pemain lawan untuk keluar menyerang meninggalkan pertahanan, namun hal itu akan membuat pemain lawan justru akan leluasa melakukan pressing, bahkan tidak jarang pressing tim lawan mampu membuat para pemain Liverpool yang menguasai bola ketar-ketir dan mau tidak mau membuang bola dengan paksa.

Tentu, hal itu sangat riskan bagi pertahanan Liverpool. Apalagi beberapa tim di Liga Inggris memiliki pemain yang begitu cepat untuk melakukan intercept bola. Maaf, para pemain yang seringkali melakukannya adalah Jordan Henderson dan Virgil Van Dijk.

Egois
Egois. Mungkin itulah kata yang cukup tepat menggambarkan beberapa pemain Liverpool kala bermain. Teringat permainan Barcelona yang tidak akan pernah memegang bola lebih dari 5 detik oleh setiap pemainnya sehingga bola begitu sulit dicuri, serta menciptakan peluang-peluang yang begitu menjanjikan untuk terciptanya gol, beberapa pemain Liverpool seringkali memegang bola terlalu lama.

Maaf, seperti Sadio Mane dan Giorginio Wijnaldum seringkali 'membuang' peluang baik untuk melakukan tendangan ke gawang karena memainkan bola terlalu lama, mau pun delay untuk mengirim umpan ke kawannya.

Walau tujuan mereka adalah untuk merangsek masuk ke pertahanan lawan serta melewatinya, atau mungkin membuka peluang serta membongkar pertahanan lawan, namun seringkali beberapa pemain 'memaksakan kehendaknya' yang membuat alur bola yang sudah tercipta dengan baik dari belakang terbuang percuma.

Malas meloncat
Penulis tidak tahu apakah sobat pencinta Liverpool mau pun pencinta sepakbola merasakannya atau tidak, namun ini juga yang membuat Liverpool seringkali kehilangan bola. Alur dimulai dari penjaga gawang Liverpool yang memiliki opsi untuk umpan dekat ke defender, lalu defender pun memiliki opsi untuk umpan singkat ke lapangan tengah, atau bisa angkat bola langsung menuju penyerang, atau juga dari penjaga gawang melakukan tendangan jauh ke depan langsung menuju para penyerang Liverpool.

Nah, pada intinya, maaf, para penyerang Liverpool seperti Firmino dan Mohamed Salah seringkali malas melakukan loncatan untuk menyundul bola, dan lebih memilih untuk membiarkan bola disundul oleh pemain lawan. Entah, mungkin tujuannya adalah memanfaatkan bola pantulan dari sundulan pemain lawan, namun hal itu terkesan melepas bola.

Setiap tim memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Ini adalah pandangan pribadi penulis sebagai penggemar Liverpool. Pada intinya, semoga Jurgen Klopp dan pasukannya dapat terus meningkatkan performa sepanjang musim ini, agar dapat meraih hasil positif serta merengkuh gelar bergengsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun