Mohon tunggu...
Dalvin Steven
Dalvin Steven Mohon Tunggu... Akuntan - Positif Realistis

Dalvin Steven, lulusan Ekonomi Akuntansi yang mencintai karya tulis, memiliki mimpi #IndonesiaBersatu.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Say No to Asoy"

25 Januari 2018   12:19 Diperbarui: 25 Januari 2018   12:32 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu Asoy? Meminjam dari sahabat saya yang berasal dari Palembang, asoy artinya kantong plastik, atau lebih baku disebut sebagai kantong kresek. Mungkin, sebagian besar ibu-ibu rumah tangga, atau asisten rumah tanggan setiap hari selalu bersentuhan dengan benda ini. Ya, ketika beli sayurandi pasar, belanja di minimarket, take away atau pun deliverymakanan, tempat membuang sampah, bahkan kegiatan-kegiatan lain hampir semua menggunakan plastik kresek. 

Dan mungkin sebagian dari kita pun tahu soal pencemaran plastik yang baru belum lama di gebrak oleh pemerintah kita. Menerapkan program kantong kresek berbayar ketika berbelanja di minimarket / supermarket, serta mendorong penggunaan shopping bag, namun saat ini tak terdengar lagi kabarnya. Ada yang menyebut, harga kantong kresek sudah dimasukkan kedalam harga barang belanjaan kita secara tidak langsung. bahayanya, sebagian kantong plastik berbahan dasar tertentu tak dapat diurai bakteri, sehingga membutuhkan waktu setidaknya 400 tahun untuk mengurainya. 

Penulis merasa hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Penggunaan plastik di Indonesia sudah sangat darurat. kembali lagi penulis katakan, hampir semua kegiatan, dan hampir setiap hari kita menggunakan plastik. Sedikit jika satu orang pemakai. Namun bagaimana jika Negara kita Indonesia memiliki kurang lebih 260 juta orang penduduk? Berapa banyak kantong plastik yang dipakai? yang dibuang? yang tidak terurai?

Hal kecil namun penting bagi penulis. Hal sepele, hanya soal kantong plastik namun harus dicari cara terbaik untuk mengatasinya. Bagi penulis, penggunaan dan mendorong kembali penggunaan shopping bag adalah hal yang harus dilakukan. Program plastik berbayar pun harus digalakkan kembali. 

Tentu, tidak dengan harga murah. setidaknya, membuat warga masyarakat berpikir untuk lebih memilih menggunakan shopping bag daripada harus merogoh kocek lebih untuk membeli kantong kresek. Menggalakkan penggunaan bahan dasar yang lebih mudah terurai untuk pembuatan asoy juga harus dilakukan agar bumi kita, khususnya tanah kita Indonesia bisa bebas dari sampah kantong kresek dan plastik yang dapat mencemari lingkungan kita.

Mari kita mulai kebiasaan ini sejak sekarang, mengurangi penggunaan kantong kresek dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun