Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok resmi ditahan setelah Hakim menjatuhkan vonis 2 tahun terhadap beliau. Setelah palu bertemu alasnya di pengadilan 9 Mei 2017 lalu, Ahok langsung dikawal menuju LP Cipinang untuk menjalani masa penahanan. Bagi pendukung Ahok, hukuman yang dijatuhkan serasa tidak adil bagi beliau. Sebagian pihak menduga ada intervensi dari pihak radikal yang menuntut Ahok dihukum. Dan akhirnya semua hal itu terjadi, Ahok resmi menjadi tahanan, walau dirinya hanya 'diduga' melakukan penodaan agama. It's Ok bagi sebagian pihak yang tegar, mereka menerima keputusan hakim dan hukum yang menjerat Ahok, karena mereka sadar negara kita adalah negara berlandaskan hukum, dan harus mengikuti proses hukum yang berjalan.
Seperti dikatakan tadi, beberapa pihak merasa semua tuntutan dan jerat hukum atas Ahok adalah tidak adil karena intervensi dari pihak pembenci Ahok. Sehingga para pendukung yang pro Ahok melakukan aksi damai, mendatangi LP Cipinang sesaat setelah Ahok dikawal dan tiba di LP, dan ada juga yang berkumpul mekakukan aksi protes terhadap keadilan di Balai kota Jakarta, tempat Ahok bekerja selama menjadi gubernur DKI. Gelombang aksi begitu berbeda dari aksi massa kontra-Ahok, para pendukung Ahok melakukan aksi dengan damai, menyanyikan lagu kebangsaan dengan tujuan mempersatukan kembali bangsa Indonesia, terkhusus Jakarta. Mereka membawa api, tapi bukan untuk bakar-bakaran anarkis, melainkan menunjukkan bahwa api yang ada di lilin mereka menjadi lambang terang ditengah kegelapan saat ini. Mereka juga membawa pita hitam, menunjukkan 'kematian keadilan' di Indonesia.Â
Ya, kemarin, 10 Mei 2017, Massa berkumpul di Balai kota Jakarta, bersama Djarot Saiful Hidayat, dan dipimpin master musik Indonesia, Addie MS, massa menyanyikan lagu-lagu kebangsaan demi mempersatukan bangsa, menghancurkan segala bentuk pembedaan dan perbedaan. Malamnya, Tugu Proklamasi diramaikan juga oleh para pendukung Ahok, ramai sekali. Aksi mereka jelas, mempertanyakan kejelasan hukum di Indonesia, serta secara tidak langsung memberikan dukungan moril bagi mental sang pembela kebenaran, Basuki Tjahaja Purnama.Â
Jelas terlihat, banyak yang sayang dan peduli terhadap Ahok, seorang Ahok yang membela kebenaran, dan akhirnya harus dihalangi oleh kasus ini. Ambisinya membangun Jakarta seakan runtuh karena lumpuhnya beliau di pemerintahan. Fitnah, provokasi, dan hal merugikan lainnya yang 'menusuk' beliau. Tapi, semangat beliau tidak akan hanya dihidupi oleh beliau seorang, beliau sudah memberikan teladan bagi para pendukungnya. Semangat solidaritas yang tditunjukkan  teman-teman Ahok, para pendukung Ahok, pro-Ahok begitu luar biasa, mereka begitu antusias. Semangat para pendukung Ahok, adalah semangat persatuan, semangat kebangsaan yang harusnya dimiliki oleh setiap warga Jakarta dan Indonesia, bukan sebuah aksi demo dan anarkisme, melainkan semangat persatuan yang tinggi.
Dan saya merasa, Basuki Tjahaja Purnama seakan tidak sendiri di penjara. Sekali pun Ahok tersangka, dijatuhi vonis, dan mendekam di penjara, kami tak kan pernah menyebut beliau penjahat, beliau hanya korban para pencara kesalahan beliau. Ahok tidak sendiri di penjara, banyak pihak bersimpati, berempati baginya, para pendukungnya, bahkan pihak dari luar negeri yang mengetahui bahwa Ahok adalah salah satu pejabat terbaik yang pernah Jakarta, bahkan Indonesia miliki. Aksi solidaritas seakan menunjukkan bahwa Ahok tidak menghadapi masalahnya sendiri. Tapi, banyak yang peduli bahkan mendoakan beliau. Ahok, You'll Never Walk Alone!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H