Apa yang tengah kalian bayangkan, ketika membaca tentang itu?
Setiap kita punya rasa, dan hanya hati kita dan Allah yang mengerti serta paham jawabannya. Pertanyaan itu, tidak untuk di jawab gaesss. Cuma untuk menjadi sebuah pertanyaan, yang layak kita pikirkan.
Ingatkan dengan hadist tentang anjuran mengingat kepada kematian?
Dari Abu Hurairah , dari Nabi Muhammad saw, beliau berkata: "Perbanyaklah mengingat hal yang akan memutuskan berbagai kenikmatan." --Yaitu maut. (HR. Ashabus Sunan, dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa')
Beberapa hari terakhir ini, qadarullah Allah tengah menunjukkan kebesaran-Nya (terj, saya sakit, dan ini sudah masuk minggu ketiga). Tapi tenang gaesss,,, tidak ada niat untuk membahas tentang saya sakit (apalagi kalo sampe ngebahas saya sakit apa, hehe. Keep silent aje yah sakitnya sakit apa).
Hanya ingin berbagi rasa. Mungkin saja, di luar sana, kawan-kawan yang tengah membaca mungkin juga tengah mengalami ujian seperti yang tengah penulis alami.
Minggu pertama sakit, keluhan itu sudah sangat terasa mengganggu untuk bekerja. Minggu kedua, qadarullah saya harus memaksakan diri untuk check up ke dokter. Dan setelah check up di hari ke empat minggu kedua, sampai dengan hari ini, saya izin tidak bisa masuk kerja.
Sakit yang saya alami, mungkin sesuatu hal yang biasa. Tapi, mungkin karena sakit yang teramat sakit saya rasakan dua malam di minggu kedua itu. Langsung mengingatkan saya tentang kematian.
Sampai terlintas satu hal, "Ya Allah, jika memang saya tidak layak untuk hidup lebih lama lagi. Maka, izinkan saya untuk kembali pada-Mu dan ampunilah dosa-dosaku. Tapi, jika Engkau masih memberi izin untuk diri ini hidup.Â
Maka kuatkan diri ini atas apa yang Engkau taqdirkan. Jika memang harus sakit (terj, demam), maka hilangkan sakit (terj, nyeri dan sakit efek demam) ini. Saya ridho, jika memang ini yang terbaik menurut-Mu ya Allah".
Mungkin, jika pembaca sekalian pun mengalami sakit yang tak tertahankan. Akan terpikirkan hal yang sama, dengan apa yang saya pernah pikirkan saat itu. Dan, qadarullah setelah itu, setelah dua malam saya tidak bisa menahan sakit. Keesokkan harinya (setelah meminum obat), rasa sakit itu mulai berkurang (terj, hanya tinggal demamnya).