Setiap tempat punya ciri khas tersendiri, yang bisa membuat kita rindu akan kampung halaman. Di stiap moment meninggalkan kisah, dan di setiap kisah ada yang tak terlupa.
Ramadhan adalah salah satu moment terbaik untuk beribadah dan bersilaturahim. Benar ya, ada energi positif di dalamnya. Seakan dunia dan seisinya memahamkan kita 'ini bulan ramadhan lho'.
Di sudut rumah banyak yang terdengar tilawah di malam hari, di siang hari, pun di setiap waktu mendekati waktu sholat. Satu ungkapan untuk bulan ramadhan 'sangat menyenangkan dan menenangkan'.
Di setiap mendekati adzan maghrib, anak2 berlomba2 untuk datang ke masjid. Mereka memperebutkan microphone untuk adzan, dan juga mau berkeliling membawa bedug keliling desa.
Semuanya tau? Ini hanya terjadi di nuansa ramadhan bukan?
Setelah itu, mereka berbuka bersama di masjid desa dengan sangat ceria -barakallahufik.
Lagi dan lagi, ini adalah sebuah kekeluargaan yang hanya di bulan ramadhan dapat di rasakan. Banyak yang mau menyediakan takjil ke masjid, untuk di nikmati bersama. 'Maka nikmat Tuhan mana lagi yang hendak kita dustakan?' Berlapis-lapis keberkahan di bulan suci ramadhan.
Bulan ramadhan adalah bulan penuh cinta, bulan di mana semua hati belajar untuk saling memaafkan dan belajar untuk membuka diri dalam beribadah.
Setelah berbuka bersama, di lanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah. Sangat di syukuri, ketika shaf2 nya juga terpenuhi oleh anak2 remaja.
Hal yang paling menjadi tradisi yang di tunggu2 oleh anak2 remaja di desa kami adalah, ketika selesai sholat maghrib berjamaah, anak laki2 mereka bergilir untuk belajar mengumandangkan adzan. Ini setiap malamnya maksimal 10 anak laki2, itu artinya mereka harus membuat list nama dengan ketua masjid. Selain itu, ada kegiatan tilawah bergilir juga yang bisa di ikuti anak laki2 dan perempuan.
Dan bagi saya pribadi, hal yang paling di tunggu2 di bulan ramadhan adalah, ada kultum bergilir oleh para remaja atau pun orang tua. Dan ini, bergilir setiap malamnya.